Jakarta – Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia Irjen Pol Dedi Prasetyo mengumumkan bahwa Akademi Kepolisian (Akpol) akan menerima 325 calon taruna pada tahun 2024. Jumlah tersebut terdiri dari 284 calon taruna pria dan 41 calon taruna wanita.
“Dari 490 peserta yang mengikuti tes akhir, tahun ini kami akan menerima 325 taruna dan taruni. Dari 325, sebanyak 284 adalah taruna dan 41 adalah taruni,” kata Irjen Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dedi menjelaskan bahwa panitia seleksi melakukan perangkingan dengan menggabungkan hasil dari calon taruna reguler, rekrutmen proaktif, dan kuota. Panitia kemudian memilih calon taruna dengan nilai tertinggi sesuai kuota masing-masing Polda.
“Yang menentukan kelulusan adalah diri kalian sendiri, bukan orang lain. Kalian berjuang sendiri, mengukur kemampuan sendiri, dan melaporkan hasilnya kepada orang tua kalian. Ini adalah hasil murni dari jerih payah dan kerja keras para calon taruna dan taruni,” ujar Dedi.
Sidang akhir seleksi tingkat pusat taruna Akpol dimulai pada Minggu pukul 15.00 WIB. Sidang tersebut dipimpin oleh Irjen Pol Dedi Prasetyo dan digelar di Auditorium Cendikia, Akademi Kepolisian Semarang, Jawa Tengah. Dedi turut didampingi oleh Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto dan Gubernur Akpol Irjen Pol Krisno Halomoan Siregar.
“Rekrutmen tahun ini sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, kami memiliki waktu 30 hari untuk proses seleksi di tingkat pusat. Tahun ini, kami hanya punya waktu 21 hari karena padatnya kegiatan di Polri,” kata Dedi.
Sebanyak 490 calon taruna telah menjalani karantina selama 21 hari untuk serangkaian tes dan pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan administrasi, tes akademik, asesmen mental ideologi, pemeriksaan psikologi, penelusuran mental kepribadian, hingga uji kesamaptaan jasmani dan anthropometri, serta pemeriksaan penampilan.
Dedi juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia rekrutmen taruna Akpol, baik di tingkat daerah maupun pusat, atas kerja keras mereka dalam menyelenggarakan proses seleksi yang objektif dan transparan. Dia menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap sistem seleksi.
“Kami selalu melakukan evaluasi terkait proses rekrutmen. Evaluasi tersebut menjadi acuan kami untuk membuat kebijakan,” tutup Dedi. DMS/AC