[ad_1]
Sebuah teknologi implan listrik ke tulang belakang telah meningkatkan kesehatan pasien, yang kini bisa berjalan, bahkan memiliki anak.
David M’Zee tidak pernah membayangkan dapat berjalan kembali, apalagi bermimpi untuk memiliki anak.
Harapan itu pupus, ketika satu dekade lalu ia mengalami kecelakaan olahraga yang menyebabkannya lumpuh saat berusia 22 tahun. Ketika itu, para dokter menyatakan ia tak mungkin memiliki anak.
Namun, setelah menerima implan listrik ke tulang belakangnya -untuk membantu meningkatkan sinyal saraf ke kakinya – pada tahun 2017, kini ia dapat berjalan perlahan bahkan memiliki seorang putri.
“Senang sekali, ini adalah perasaan yang terindah terutama saat berjalan dengan putri saya. Dia dengan alat bantu jalan-nya, saya dengan saya, bagus,” kata David M’zee kepada BBC.
Selain itu, David juga kini dapat melakukan olahraga favoritnya, yaitu selancar layang, namun dengan bantuan alat syaraf yang menempel di kakinya.
Alat itu dapat membantu David mengendalikan papan selancar.
“Saya tidak menggunakan alat ini sebagai neuroprostetik, tetapi lebih sebagai perangkat pelatihan. Setidaknya sampai sekarang, saya merasa bahwa ilmu pengetahuan berkembang, dan teknologi menjadi lebih baik dan mungkin suatu hari nanti saya dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata David.
Sejauh ini, sembilan orang telah menerima terobosan teknologi implan itu.
Alat ini memungkinkan para pasien untuk berlatih berjalan, untuk melatih otot, dan melakukan gerakan terbatas.
Dokter Gregoire Courtin dari École Polytechnique Fédérale de Lausanne, universitas sains dan teknologi di Swiss mengatakan teknologi listrik itu bukan sebagai obat untuk cedera tulang belakang.
“Tetapi ini adalah tahap penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Kami akan mendorong mereka untuk mampu berdiri dan melakukan beberapa langkah. Itu memang tidak cukup, karena bukan obat. Tapi ini adalah peningkatan yang signifikan, saya percaya, untuk masa depan,” kata Courtin.
Bagaimana cara kerja alat implan itu?
Teknologi listrik ini dikembangkan oleh Dokter Gregoire Courtin dan timnya di Swiss. Perangkat listrik yang dipasang di sekitar tulang belakang meningkatkan sinyal dari otak ke kaki mereka.
Dan itu juga membantu saraf yang rusak di sumsum tulang belakang untuk tumbuh kembali.
Para peneliti berharap bahwa bonus tak terduga ini akan memungkinkan beberapa orang lumpuh pada akhirnya dapat kembali bergerak secara mandiri.
‘Mencoba yang tidak mungkin’
Pasien pertama yang dirawat adalah David M’zee, yang menderita cedera tulang belakang dalam sebuah kecelakaan olahraga.
Dokter mengatakan David tidak akan pernah bisa berjalan lagi.
Namun, berkat implan listrik yang dikembangkan oleh tim dari École Polytechnique Fédérale de Lausann, ia saat itu, dapat berjalan lebih dari setengah mil dengan implan yang dihidupkan.
“Bagi saya pengobatan ini sangat berarti. Saya terkejut dengan apa yang telah kami lakukan. Saya pikir Anda harus mencoba hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” katanya.
David adalah orang yang ceria dan positif, namun cedera membuatnya masuk dalam masa kelam.
Semua upaya rehabilitasi yang dilakukan gagal hingga akhirnya ia setuju untuk terlibat dalam uji klinis yang dipimpin oleh Dr Grégoire Courtine di EPFL.
Dokter Courtine mengenang tekad David yang kuat untuk sembuh saat melakukan uji ini.
“Saya datang bersama putri saya, Charlotte, yang saat itu berusia satu bulan. Saat kami bertemu David, dia menatap mata anak saya dan berkata, ‘Saya akan berjalan di depan Anda’.
“Ketika Charlotte mengambil langkah pertamanya, dia berusia 14 bulan, saat itu David sedang berjalan di tepi Danau Jenewa.
“Dia berkata kepadanya, ‘Aku telah mengalahkanmu’.”
Yang mengejutkan Dokter Courtine, implan tulang belakang tidak hanya memungkinkan David untuk berjalan.
“Apa yang benar-benar tidak terduga adalah terjadi perbaikan sumsum tulang belakang yang kami amati.
“Apa yang kami amati pada hewan adalah tampaknya serabut saraf tumbuh kembali dan menghubungkan kembali otak ke sumsum tulang belakang,” katanya.
David menjalani operasi implan oleh salah satu ahli bedah saraf terkemuka Swiss, Dokter Jocelyne Bloch, dari Rumah Sakit Universitas Lausanne.
Bloch mengatakan tidak percaya dengan kemajuan yang dialami David.
David pada tahun 2018 dapat berjalan hingga delapan langkah saat implannya dimatikan dan ini adalah pertama kalinya hal ini dicatat dalam cedera tulang belakang kronis.
Memulihkan gerakan dan harapan
David adalah pasien pertama dari tiga pasien yang mendapat manfaat dari pengobatan gelombang pertama.
Dua pria lain juga berhasil berjalan lagi, dengan derajat yang berbeda-beda.
Gertjan Oskan, seorang insinyur berusia 35 tahun dari Belanda, tertabrak mobil tujuh tahun lalu.
Dokter memberi tahu dia pada hari ulang tahunnya bahwa dia akan lumpuh seumur hidup. Dia sekarang mulai dapat kembali melakukan beberapa gerakan.
Sebastian Tobler, seorang pria berusia 48 tahun dari Jerman, adalah seorang pengendara sepeda yang senang berada di pedesaan sebelum ia terjatuh dari sepedanya.
Sekarang dia kembali ke sepeda yang diadaptasi secara khusus, yang sebagian besar digerakkan oleh tangannya – tetapi juga sebagian oleh kakinya.
Para peneliti percaya bahwa sistem mereka akan meningkatkan dan memulihkan beberapa gerakan orang-orang yang telah kehilangan semua harapan untuk berjalan lagi.
[ad_2]
Source link