Berita Tual – Setelah melalui proses yang panjang akhirnya prosesi pengukuhan Raja Dullah (Rat Baldu Hadat), Bayan Renuat dan Kapitan Labetawi (Akbitan Ohoi Tel Vav), M. Saleh Rengur dikuhkuhkan dalam prosesi adat setempat pada Sabtu, 28/11/2020 bertempat di kecamatan Dullah Utara kota Tual.
Pantauan tim DMS Media Group, sebelum di lakukan pengukuhan, di lakukan proses adat Kei atau Taitaroman yang di gelar oleh kapitan Labetawi atau Akbitan ohoi Tel Vav ,di pusat kampung atau woma loor rivun.
Setelah upacara adat atau Taitoraman, di laksanakan adegan terbentuknya, raja Dullah yaitu di mulai dari penjemputan secara adat Kei, Bayan Renuat oleh Divit umar dan Sibit Renyaan, untuk meminta Bayan Renuat agar menjadi raja Dullah atau Rat Baldu Wahadat setelah Bayan Renuat menerima, sebagai raja Dullah atau Rat Baldu Wahadat, langsung di antar ke rumahnya dan menggunakan pakaian kebesaran raja Dullah, Sambil menunggu kedatangan kapitan labetawi bersama rombongan yang di kawal dan menggunakan mobil hias menuju rumah raja Dullah atau Rat Baldu Wahadat.
Selanjutnya raja Dullah Bayan Renuat dan kapitan Labetawi Saleh Rengur, di antar dengan menggunakan belang Sirwod menuju lokasi pengukuhan.
Sebelum pengukuhan di gelar, ketua Renuat dan ketua Rengur menyerahkan mahkota raja kepada Bayan Renuat sebagai raja Dullah/ Rat Baldu dan M Saleh Rengur sebagai kapitan Labetawi /Akbitan Ohoi Tel Vav.
Walikota Tual, Adam Rahayaan, dalam sambutannya mengatakan pengukuhan raja Dullah dan kapitan Labetawi, menunjukan komitmen kebesaran dan legitimasi kerajaan Dullah atau rat Baldu Hadat.
Dikatakan para leluhur Kei sejak dulu kala, walaupun belum bersekolah, namun mereka memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan satu hukum yaitu hukum Larwul, serta kesadaran para leluhur Kei sehingga mereka juga mampu membangun solidaritas dalam membentuk perseketuan besar yang di sebut Ur Siw.
Adam Rahayaan menambahkan para leluhur Kei juga tidak hanya membangun persatuan melalui saling mendukung dalam peperangan, namun kesamaan pandangan dan kesadaran moral dalam menegak hukum adat mampu membangun ruang kebersamaan yang semakin memperkuat persatuan dan kesatuan.
Selain itu juga, walikota Tual, Adam Rahayaan, meminta kepada raja Dullah agar dalam pemilihan kepala desa secara serentak di tahun 2021, kiranya mamberikan rekomendasi kepada para calon kepala desa yang benar memiliki kursi kepala desa.
Rahayaan menambahkan dengan di lantiknya raja Dullah, maka masih tinggal 2 raja di kota Tual yang belum di kukuhkan, di antaranya raja Raskap Kilsoin di kecamatan Kur Selatan dan raja Raskap Kilmas di kecamatan Kur Utara.
“ Acara sacral seperti tadi itu menginginkan kita kepada budaya atau adat atau tradisi suatu kebanggaan dimana generasi kita ini mereka anggap tradisi menjadi hilang untuk itu kita lestarikan kembali”
Sementara itu raja Dullah Bayan Renuat, yang baru di kukuhkan kepada tim DMS Media Group menjelaskan selaku raja Dullah diirnya akan menjalankan tugas dan amanat sebaik-baiknya dan akan berisikap adil dalam setiap keputusan yang diambil, termasuk juga dalam memberikan rekomendasi bagi para calon kepala desa yang akan mengikuti Pilkades pada tahun 2021 secara serentaka di kota Tual.
Pada kesempatan yang sama Kapitan Labetawi (Akbitan Ohoi Tel Vav), M. Saleh Rengur menyampaiakna rasa syukur dan bangsa karena seluruh proses pelaksanaan pengukuhan raja dan kapitan negeri Dullah berjalan lancar dan aman hingga selesaia.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada masyarakat yang telah memberikan restu dan dukungan penuh hingga seluruh pentahapan prosesi pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Sebelumnya dilakukan pembacaan sejarah asal usul raja Dullah dan kapitan Labetawi oleh toko adat desa Dullah laut, egenius Rahaded.
Dalam sejarah ini ,asal raja dulah bermula dari kedatangan sultan Taherudin dari Jailolo Ternate Maluku utara, dengan menggunakan perahu bambu berbentuk dulang, menuju ke tanjung Labetawi, dalam uraian sejarah tersebut menjelaskan, bahwa alasan sultan Taherudin singgah di tempat tersebut, karena Tanjung Labetawi sangat mirip dengan tanjung yang berada di Jailolo Ternate Maluku utara.
Perjalanan sultan Taherudin ini akhirnya menikah dengan putri Kei, Hanar Sadmas anak dari kapitan Badlaud Tambge, dan memiliki dua putra, putra pertama bernama Baldu dan putra ke dua bernama Wahadat, setelah besar putra pertama Baldu di angkat menjadi kapitan Labetawi dan putra kedua Wahadat, sebagai raja Dullah.
Prosesi pengukuhan Raja Dullah (Rat Baldu Hadat), Bayan Renuat dan Kapitan Labetawi (Akbitan Ohoi Tel Vav), M. Saleh Rengur dihadiri langsung walikota Tual Adam Rahayaan, wakil walikota Tual Usman Tamnge, Forkopimda, sejumlah anggota DPRD provinsi, pimpinan dan anggota DPRD kota Tual, Para Rat Ursiw maupun Lorlim beserta perangkat adat, termasuk tokoh adat yang ada dilingkup Raschap Dullah dan Ohoitahit yang tergabung dalam Lor Utan Tel. radiodms.com