Jakarta (DMS) – Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) resmi mengumumkan penunjukan legenda sepak bola Belanda berdarah Maluku, Simon Tahamata, sebagai Kepala Pemandu Bakat Tim Nasional Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PSSI dalam memperkuat sistem regenerasi pemain, terutama di kelompok usia muda.
Simon Tahamata bukan sosok asing di dunia sepak bola. Mantan winger eksplosif Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda ini dikenal dengan kemampuan dribelnya yang memukau dan visi bermain kelas dunia. Latar belakang keturunan Indonesia, tepatnya Maluku, membuatnya memiliki ikatan emosional dengan Tanah Air—sebuah nilai lebih dalam menjalankan peran barunya.
“Kami percaya, dengan pengalaman dan semangat nasionalisme beliau, Simon Tahamata akan mampu menemukan dan membina bibit terbaik Garuda Muda dari seluruh Indonesia,” ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/5/2025).
Dalam perannya, Tahamata akan memimpin tim pencari bakat nasional untuk menyisir potensi pemain muda dari akar rumput: mulai dari sekolah sepak bola (SSB), turnamen lokal, hingga kompetisi regional.
Ia menyatakan siap turun langsung ke lapangan, berdialog dengan pelatih daerah, dan mengamati performa pemain muda di berbagai penjuru negeri.
“Indonesia memiliki kekayaan talenta luar biasa. Tugas saya adalah menemukannya, memberi mereka peluang, dan menanamkan mental juara sejak dini,” ujar Tahamata dengan penuh antusiasme.
Ia menegaskan bahwa pendekatannya tak hanya fokus pada kemampuan teknis, tapi juga pada pembentukan karakter, kedisiplinan, dan semangat kolektif, seperti yang ia pelajari di akademi sepak bola Eropa.
Langkah PSSI ini disambut hangat oleh masyarakat sepak bola Indonesia. Banyak pelatih SSB dan pencinta bola nasional menaruh harapan besar pada kehadiran Tahamata dalam reformasi sistem pembinaan usia muda yang selama ini dinilai belum maksimal.
“Kami butuh figur yang punya standar global tapi tetap mengakar pada budaya lokal. Simon Tahamata adalah sosok itu,” ujar seorang pelatih muda dari Yogyakarta.
Setelah gantung sepatu, Tahamata mengabdikan diri sebagai pelatih teknik di akademi legendaris Ajax Amsterdam, tempat ia mendidik banyak pemain muda yang kini tampil di liga top Eropa. Kredibilitasnya di kancah pembinaan usia dini tak diragukan.
Dengan kombinasi pengalaman internasional dan kecintaan terhadap Indonesia, Simon Tahamata membawa harapan baru bagi masa depan sepak bola nasional: membangun generasi Garuda Muda yang tangguh, berkarakter, dan siap menembus kompetisi tingkat dunia. DMS