Berita Ambon – Kampanye dan sosialisasi program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang digagas Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon melalui proyek perubahan strategi pelayanan alat kontrasepsi jangka panjang (Si Pelayan Alkanjang) mendapat respon positif warga kota Ambon.
Proyek perubahan Si Pelayan Alkanjang yang sudah dilakukan DPPKB Kota Ambon di tiga Kecamatan Kecamatan, menunjukan trend positif dimana jumlah akseptor terus meningkat.
Seperti yang dilakukan di Kecamatan Baguala (Rabu (27/10), lebih dari 30 akseptor mandiri hadir mendapatkan layanan KB gratis berupa pemasangan implant atau biasa dikenal susuk.
Kegiatan itu pun cukup menarik antusias masyarakat terutama kalangan pasangan usia subur (PUS) yang memang berencana untuk memasang alat kontrasepsi, karena dianggap sangat praktis tanpa perlu menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek seperti Pil dan suntik KB.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Ambon Welly Patty mengatakan pelayanan alat kontrasepsi jangka panjang (Si Pelayan Alkanjang) bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KB.
Dikatakan inovasi Si Alkanjang tujuanya memberikan layanan promosi dan konseling kesehatan reproduksi fasilitas kesehatan dan kelompok-kelompok kegiatan masyarakat.
Diakui pemakaian Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat bermanfaat untuk menekan jumlah angka kelahiran.
Olehnya Pemkot Ambon terus berupaya meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi kepada akseptor dalam ber KB, mengingat 15 tahun belakangan penggunaan konrasepsi jangka pendek seperti suntik dan pil masih mendomoinasi. Sedangkan peminat untuk kontrasepsi jangka panjang belum menjadi idola.
Diharapkan dengan Lounching aplikasi Si Pelayan Alkanjang yang dijadwalkan berlangsung di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, dalam waktu dekat, terjadi penigkatan penggunaan MKJP lebih signifikan di Kota Ambon
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, Charles Brabar mengapersiasi inovasi yang dicetuskan DPPKB Kota Ambon. Dengan inovasi si Pelayan Alkanjang ini, dirinya optimistis jumlah akseptetor akan semakin meningkat. Inovasi ini nantinya akan menjadi sample untuk dikembangkan di 10 Kabupaten/kota lainya di Maluku.
Disebutkan, perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Dengan perencanaan keluarga yang matang, pasangan bisa mengembangkan diri dan karier.
Sebab menurutnya sampai saat ini peserta KB menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat sedikit, karena berbagai alasan. Dari tujuh alat kontrasepi yang paling diminati masyarakat Kota Ambon 15 Tahun terkahir untuk ber-KB adalah jenis suntik dan pil.
BKKBN katanya, terus melakukan inovasi dengan menyediakan alat kontrasepsi implan satu batang dan pil progres yang lebih mudah dipakai oleh ibu.
Secara nasional presentrase penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang di Provinsi Maluku diangka 37 persen, masih rendah dibanding daerah lain di Indonesia.
Dan dari 11 Kabuapten Kota di Maluku, Kota Ambon menujunkan trend peningkatan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yang saat ini sudah diatas 50 persen.
Brabar mengakui metode kontrasepsi jangka panjang, keberadaannya kurang populer dan belum menjadi idola, sehingga sosialisasi menjadi penting, agar mitos-mitos atau ketakutan terhadap MKJP bisa dihilangkan atau diminimalisir.
Olehnya itu Untuk meningkatkan penggunaan layanan alat kontrasepsi jangka panjang BKKBN Provinsi Maluku fokus melakukan layanan di Kabupaten yang jauh dari layanan fasilitas kesehatan.DMS