Jakarta – Ribuan kotak obat kuat ilegal disita Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar, Bali.
Obat penambah vitalitas pria yang ilegal ini disita dari seorang pria berinisial SU (39) di rumahnya di kawasan Denpasar Barat, Kota Denpasar, pada Selasa (7/5) kemarin.
Sementara, SU yang merupakan warga Denpasar, langsung ditangkap petugas BPOM Denpasar bersama pihak kepolisian saat melakukan operasi obat kuat ilegal tersebut.
“Ini hasil penindakan kita kemarin. Kita temukan produk-produk obat tradisional yang ilegal, baik itu karena dia mengandung bahan kimia obat,” kata Plh Kepala BPOM Denpasar, I Wayan Eka Ratnata, di Kantor BPOM Denpasar, Rabu (8/5).
“Rencananya hari ini yang bersangkutan kita titipkan penahanan di Polda Bali. Jadi itu, upaya yang kita lakukan dalam langka melindungi ke masyarakat,” imbuhnya.
Selain obat kuat, petugas juga mendapatkan kemasan jamu kesehatan yang ilegal dan totalnya seluruhnya ada 3.799 kotak dari 44 merk.
Kemasannya mulai dari sirup, kapsul atau tablet, hingga serbuk. Barang yang disita kebanyakan adalah obat kuat untuk pria.
Obat tradisional atau obat bahan alam illegal ini, diketahui memiliki nomor izin edar fiktif dan taksiran nilai seluruhnya mencapai Rp241 juta (Rp241.499.000).
Dia mengatakan dari pemeriksaan sementara diketahui SU telah menjual obat-obatan ilegal itu selama dua tahun.
“Nomor izin edarnya ada tetapi itu fiktif. Produk-produk ini ditengarai mengandung bahan kimia obat, di dalam aturan obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat. Karena, bahan kimia obat dosisnya tidak terkontrol sehingga bagi yang mengkonsumsi itu tentunya akan merusak organ-organ tubuh kita, terutama jantung, ginjal dan hati,” kata Wayan Eka.
Wayan Eka mengatakan sejauh ini SU mengaku obat-obatan ilegal itu didapatkan atau dibeli secara online. Namun, untuk di mana SU mendapatkan barang tersebut dan tempat produksi obat kuat ilegal masih dilakukan pendalaman.
SU sendiri dikenal sehari-hari sebagai pedagang jamu di Denpasar Barat.
“Kita masih mendalami kemudian ada pengembangan sumbernya atau kemana dia mengedarkan kita masih dalami. Dia mengaku mengedarkan secara online hampir ke semua daerah jadi tidak hanya di Bali, termasuk ke luar Bali juga,” ujarnya.DMS/AC