Jakarta (DMS) – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global.
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menilai pelemahan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap dolar AS di kawasan Asia.
“Kekhawatiran investor terlihat dari meningkatnya permintaan dolar AS di seluruh Asia,” ujar Josua kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Para pelaku pasar masih mencermati perkembangan ekonomi AS, arah kebijakan moneter, serta dampak perang dagang dan ketegangan geopolitik.
Selain itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memperingatkan bahwa ekonomi AS lebih rentan dari yang terlihat, meskipun sejumlah indikator menunjukkan stabilitas, seperti fluktuasi suku bunga dan inflasi yang terus berlanjut.
Scott juga menyoroti kebijakan tarif sebagai faktor utama dalam penerimaan negara AS, yang dapat berdampak pada perekonomian global.
Investor kini menunggu estimasi kedua pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) serta laporan Personal Consumption Expenditures (PCE) yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini untuk memperoleh gambaran lebih lanjut mengenai prospek ekonomi AS.
Josua memperkirakan nilai tukar USD/IDR akan berada di kisaran Rp16.325-Rp16.425 dalam perdagangan hari Kamis.
Pada pembukaan perdagangan Kamis di Jakarta, rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen ke level Rp16.393 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.381 per dolar AS.DMS/AC