Ambon, Maluku (DMS) – Kebocoran saluran irigasi sepanjang 31 meter di Desa Sariputih, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, memicu keprihatinan serius dari DPRD Provinsi Maluku. Dinas Pekerjaan Umum (PU) didesak segera bertindak cepat dan melakukan evaluasi menyeluruh atas proyek senilai Rp8,7 miliar tersebut.
Anggota DPRD Provinsi Maluku dari Fraksi PDI Perjuangan, Al Hidayat Wajo, menyampaikan penegasan ini di Gedung DPRD Karang Panjang, Ambon, Senin (21/7/2025). Ia menilai kerusakan tersebut bisa berdampak langsung terhadap pasokan air bagi lahan pertanian dan berpotensi menyebabkan gagal panen bagi para petani.
“Fakta di lapangan menunjukkan pembangunan proyek irigasi ini tidak sesuai standar. Proyek yang baru selesai dikerjakan malah sudah jebol. Ini jelas merugikan petani,” ujar Wajo.
Lebih lanjut, Wajo mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan dari Dinas PU Maluku Tengah dan pemerintah Negeri Sariputih, yang menyebutkan bahwa material yang digunakan oleh kontraktor diduga tidak memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan.
“Kalau benar ada indikasi penggunaan material di bawah standar, maka patut diduga ada unsur korupsi. Saya minta Polda Maluku dan Kejaksaan Tinggi segera turun tangan untuk menyelidiki. Jika terbukti ada kerugian negara, maka kontraktor harus diproses hukum,” tegasnya.
Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Maluku Tengah, Wajo menyayangkan buruknya pelaksanaan proyek ini. Ia menekankan pentingnya penyelesaian cepat agar para petani tidak menjadi korban dari kelalaian pelaksana proyek.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Maluku Tengah, Arsad Slamat, juga menyoroti kondisi kerusakan yang terjadi. Ia menyebut saluran yang jebol sangat dalam dan mengalami sedimentasi parah, mengindikasikan pengerjaan proyek tidak maksimal dan kualitas material buruk.
Sebelumnya diberitakan, proyek saluran irigasi sepanjang 3,5 kilometer di Desa Sariputih dibangun dengan anggaran Rp8,7 miliar melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku. Proyek tersebut ditangani oleh PT Ikinresi Bersama selaku kontraktor pelaksana. Namun belum lama rampung, sepanjang 31 meter dari saluran irigasi tersebut telah ambruk, mengganggu distribusi air ke lahan pertanian warga.DMS