Berita Maluku, Ambon – Sebanyak 1.500 guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mengikuti tes kesehatan Jiwa atau rohani di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku.
“Sekarang kami melayani pemeriksaan rohani dan jasmani untuk guru PPPK di lingkungan provinsi. Ada sekitar 1.300 guru dari provinsi, sedangkan sekitar 200 dari kabupaten terdekat,” kata Direktur RSKD Maluku dr Sherly Yakobus di Ambon, Kamis (27/4/2023).
Sherly mengatakan, tes kesehatan jiwa atau rohani tersebut menggunakan instrumen tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) yang merupakan tes psikometri untuk mengukur psikopatologi orang dewasa.
“Tujuan dari tes ini adalah untuk menggambarkan secara akurat dimensi kepribadian dan psikopatologi yang penting dalam klinik psikiatri,” ujar Sherly
Di sisi lain, tujuan tes MMPI bagi guru PPPK adalah sebagai syarat administrasi dan kelengkapan pemberkasan.
Sherly menjelaskan, tes MMPI bagi guru PPPK di RSKD Maluku berlangsung sejak dua hari sebelum cuti bersama Hari Raya Idulfitri pada 17 April 2023 dan ditargetkan selesai pada 30 April 2023.
“Karena kemarin ada jeda cuti bersama Idulfitri, akhirnya untuk bisa melayani semua guru PPPPK, manajemen mengambil keputusan untuk mempercepat tiga gelombang dalam sehari pada dua hari sebelum cuti bersama,” ujarnya.
“Dari dua hari pertama, sebanyak 700 guru P3K terlayani dengan baik. Dalam satu gelombang ada sekitar 130 orang yang mengikuti tes,” katanya.
Untuk mendapatkan hasil sebagai syarat administrasi, tahapan yang harus dilalui para guru PPPPK di RSKD Maluku adalah mengikuti tes tertulis, kemudian menginterpretasi hasil dan wawancara yang bersangkutan.
“Jadi masing-masing dari mereka harus menyelesaikan sekitar 300 sampai 500 soal berupa pernyataan yang harus mereka jawab. Dan tugas kami hanya melihat kondisi kepribadian yang bersangkutan, kapasitas kerja, dan interpersonalnya,” kata dia.
Ia mengatakan tes kesehatan rohani untuk satu orang membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam hingga hasilnya keluar. Hal ini berbeda jika peserta tes membeludak seperti saat ini.
“Untuk satu orang, tesnya memakan waktu satu sampai dua jam, kemudian kita entry data selama 10-15 menit, lalu kita wawancara dan interpretasi data kurang lebih 10 menit,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengaku telah menyiapkan panitia untuk layanan tersebut yang terdiri dari tiga orang psikiater, dua orang psikolog, dan satu orang yang bertanggung jawab untuk administrasi dan penginputan data.
“Kami memiliki alat pemindai hasil yang cepat untuk melayani semua peserta. Meski ada yang mobile, namun jumlahnya hanya dua. Tentu saja, kami pastikan semua terlayani sebelum 30 April 2023,” tuturnya. (Antara-DMS)