Jakarta (DMS) – Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Johan Ma’mun sukses lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.75 yang menghantarkan dirinya pada predikat cumlaude. Status anak petani tak menjadi penghalang bagi Johar untuk meraih capaian gemilang tersebut hingga gelaran wisuda UGM yang berlangsung di Graha Sabha Pramana akhir Agustus lalu.
Johar tak cuma lulus, pemuda yang saat ini berusia 22 tahun itu juga sudah tak perlu lagi pusing soal pekerjaan, lantaran dirinya telah diterima bekerja di Kantor Akuntan Publik Ernst and Young. Tidak mengherankan melihat torehan ciamik Johar saat ini, karena putra pasangan Muhlasin dan Saminah ini sudah rutin berprestasi sedari SMP.
Alumni SMA Negeri 1 Cilacap tersebut sudah rutin menerima gelar juara pertama saat masih menduduki bangku SMP, status sebagai juara kelas berhasil dipertahankan hingga dirinya beranjak ke bangku SMA. Johar dengan jiwa kompetitif kuat, tak mau langkahnya terhenti begitu saja, terbukti sang juara kelas sering mengikuti beragam kompetisi, salah satunya Olimpiade Ekonomi. Singkat cerita, tiba lah masanya pemuda asal cilacap tersebut masuk perguruang tinggi.
Johar yang merupakan penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) mencoba peruntungannya pertama kali untuk masuk Universitas Diponegoro (Undip) bukan UGM, dengan menjalani Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2020 dan diterima. Undip dipilih bukan tanpa alasan, melainkan karena persaingan masuk UGM sangat ketat, kata Johar yang pada dasarnya amat menginginkan UGM.
UGM sebagai kampus impian Johar masih membuka jalur mandiri untuk penerimaan mahasiswa baru saat itu. Ibarat tak ingin menyia-nyiakan peluang untuk kedua kalinya, Ia berinisiatif mendaftar dan diterima. “Begitu tahu diterima, saya sangat senang. Ternyata ketakutan saya tidak bisa masuk UGM terpatahkan.” kata Johar. “Orang tua pun langsung menangis dan sujud syukur mengetahui saya diterima di UGM,” sambungnya seperti yang dipublikasikan situs web ugm.ac.id.
Pria kelahiran 2002 itu melanjutkan tren positif dirinya dengan aktif dalam dunia akademik serta ikut mendaftarkan diri pada beragam kompetisi, tentunya dengan catatan sederet prestasi. Johar dinobatkan sebagai 1st Runner up of Audit Phoria 4.0 Politeknik Keuangan Negara (PKN) 1st Winner of Accounting Excellence Olympiad Politeknik Keuangan Negara (PKN) yang keduanya serempak berlangsung di STAN tahun 2023, Johar juga menjadi 1st Runner up of Indonesia Sharia Financial Olympiad Otoritas Jasa Keuangan di tahun yang sama, dan masih banyak lagi.
Mahasiswa yang mengaku terbantu akan program beasiswa KIPK ini terus menatap ke depan, dengan aktif magang di beberapa institusi nasional sebelum akhirnya berstatus resmi bekerja di Kantor Akuntan Publik Ernst and Young. Membaca perjalanan akademiknya yang tampak nihil hambatan, Johar ungkap keterbatasan ekonomi yang mulai berdampak pada pendidikannya sejak lulus SMP.
“Selepas SMP sebenarnya Bapak ingin saya melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren karena keluarga semua ke pesantren. Namun, ibu mendukung saya melanjutkan ke SMA karena melihat nilai-nilai saya saat SMP bagus, selalu juara kelas.” Sejalan dengan sang ibu, Guru SMP Johar pun mengarahkannya untuk mendaftar SMA. “Begitu pun para guru di sekolah yang mendorong saya untuk melanjutkan ke SMA,” sambungnya.
Johar juga menyebutkan bahwa tak pernah sedikit pun menyangka bisa melanjutkan pendidikan hingga diterima UGM, lantaran terkendala secara finansial. Namun saat lulus dari SMA, keinginannya untuk kuliah sudah tak terbendung. Seolah mengesampingkan masalah ekonomi, Johar berjanji akan mencari beasiswa. “Awalnya orang tua ragu, tetapi saya sampaikan ke orang tua jika ada beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK)“, ujar Johar hingga akhirnya ia mendapat beasiswa KIPK dan sukses memanfaatkannya dengan optimal.
“Kita tidak bisa memilih lahir dari keluarga seperti apa. Jangan pernah menyerah, selagi masih ada kemampuan disertai kerja keras akan banyak kesempatan dan kemungkinan yang bisa didapatkan,” pesan Johar, anak petani dari desa kecil di Cilacap.DMS/TC