Berita Maluku, Ambon – Anggota Komisi I DPRD Maluku Ali Kolatlena menilai dunia pendidikan di Maluku secara menyeluruh pada 11 kabupaten/kota sampai saat ini tidak mengalami perubahan yang signifikan terutama mengenai fasilitas pendidikan serta tenaga pendidik yang terbatas.
Kepada tim DMS Media Group Kolatlena memaparkan pada sejumlah sekolah di daerah-daerah terpencil di kabupaten Seram Bagian Timur, hanya ditempati oleh satu hingga dua guru saja, hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar para siswa terbengkalai karena tidak ada tenaga pendidik.
Lemahnya pengawasan juga menjadi salah satu faktor pemicu karena, para guru yang berstatus PNS hanya datang ke sekolah untuk mengajar semaunya saja, terkadang bisa sampai berbulan-bulan, kondisi ini menurutnya bisa berdampak fatal pada kemajuan pendidikan di daerah tersebut.
Selaku wakil rakyat yang berasal dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Seram Bagian Timur, dirinya memastikan akan terus mengawal permasalahan ini untuk dapat segera mendapatkan respon oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan.
“Kami minta harus ada analisis kebutuhan guru di semua sekolah yang berada di provinsi Maluku, terutama di Seram Bagian Timur, hasil reses ini nantinya akan kami sampaikan, poin utamanya adalah distribusi tenaga pengajar yang harus merata, ditambah tenaga guru harus berbanding lurus dengan rasio jumlah siswa” ujar Kolatlena.
Dirinya mencontohkan, pada kasus penyegelan sekolah yang terjadi pada sekolah SMA 13 Seram Bagian Timur, menjadi pelajaran berharga untuk kedepannya tidak terulang kembali.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan harus bersikap tegas untuk memberikan sanksi kepada para guru terutama yang telah berstatus PNS, untuk melaksanakan tugas dengan baik pada lokasi sekolah yang telah ditempatkan. Berita Maluku radiodms.com