Tokyo – Hasil survei terbaru menunjukkan tren meningkatnya jumlah orang dewasa Jepang berusia 20 hingga 40 tahun yang enggan menikah, di mana sepertiga dari mereka belum pernah menjalin hubungan romantis, dan seperempatnya tidak memiliki niat untuk menikah.
Rasio lajang pria dan wanita yang belum memiliki pengalaman romantis mencapai 34,1 persen, mencapai level tertinggi sejak kelompok layanan kepegawaian Recruit Holdings Co. memulai survei pandangan masyarakat tentang pernikahan pada tahun 2017.
Angka orang yang tidak memiliki keinginan untuk menikah di Jepang mencapai 25,6 persen, hampir sebanding dengan hasil survei kesetaraan gender yang dilakukan pemerintah Jepang tahun lalu.
Pemerintah Jepang saat ini sedang berusaha mengatasi masalah rendahnya angka kelahiran dan kekurangan tenaga kerja di negaranya.
Recruit menyatakan bahwa jumlah orang yang enggan menikah di Jepang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021, yang berada pada angka 21,1 persen.
Survei terbaru ini dilakukan pada bulan September dan hasilnya dirilis bulan ini. Survei tersebut melibatkan 1.200 orang dewasa lajang yang belum menikah.
Ditemukan bahwa sekitar 19,4 persen responden perempuan dan 23,7 persen responden laki-laki berusia 20-an di Jepang menganggap menjalin hubungan romantis sebagai pemborosan waktu dan uang.
Survei juga mencatat bahwa responden laki-laki berusia lebih tua cenderung lebih sedikit yang merasa bahwa menjalin hubungan romantis adalah hal yang tidak berharga.
Meskipun sebanyak 46,1 persen dari semua responden menyatakan keinginan untuk menikah, trennya menunjukkan penurunan, dari 55,4 persen pada tahun 2017 menjadi 52,6 persen pada tahun 2021.
Diantara responden berusia 20-an, 44,3 persen perempuan dan 34,6 persen laki-laki menyatakan bahwa mereka hanya akan berkencan dengan seseorang dengan tujuan mencari pasangan hidup. DMS/Ac