Berita Maluku Tengah, Masohi – Kepala BMKG Ambon Herlambang Datu mengatakan, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah, memasuki periode Post Seismic atau menuju kondisi kembali stabil atau normal pascagempa Magnitudo 6.1 pada Rabu (16/06/2021).
Kepada DMS Media Group, usai melakukan peninjauan ke lokasi bencana di Kecamatan Tehoru, Jumat (18/06), Herlambang Datu menyebutkan, dari hasil analisis menggunakan beberapa peralatan sensor getar, dapat dipastikan kondisi kegempaan di Tehoru saat ini sudah melandai atau memasuki periode Post Seismic pascahgempa bumi Magnitudo 6.1 yang melanda daerah itu beberapa waktu lalu.
Herlambang memastikan hal tersebut, karena tim BMKG terjun langsung di lokasi terdampak yakni Yaputih, Haya, Tehoru, Mahu dan Soanulu, untuk melakukan analisa dan kajian secara teknis menggunakan alat sensor pendeteksi getaran gempa.
“Berdasarkan parameter analisis secara teknis, maka saat ini menuju kondisi stabil atau normal, Kami menghimbau warga yang sementara mengungsi di daerah perbukitan agar kembali dari kamp-kamp pengungsian ke tempat tinggal asal, untuk melakukan aktifitas sebagaimana biasanya” kata Herlambang .
Diketahui pascah gempa bumi Magnitudo 6.1 yang terjadi pada Rabu,(16/06/2021) lalu, sebanyak 7.227 warga dari empat desa terdampak di kecamatan Tehoru, masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang dibangun di atas daerah perbukitan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah, mendata sebanyak 7.227 warga mengungsi, ada 143 rumah warga dan juga fasilitas lainnya rusak akibat gempa bumi.
Data sementara jumlah kerusakan rumah, Yaputih 15 unit, Saunolu 70 unit, Tehoru 40 unit dan Desa Haya 18 unit dan juga fasilitas pemerintah.
Selain bangunan rumah yang rusak, tanggul laut penahan ombak di Tehoru juga ikut retak akibat gempa tektonik itu. Gempa juga merusak pagar gereja dan tembok masjid di desa Saunolu.
Tim kaji cepat BPBD Maluku Tengah, masih terus melakukan peninjauan ke sejumlah desa dan dusun yang ada di kecamatan Tehoru dan Teluti untuk memastikan dampak gempa.
Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, telah meninjau warga yang mendiami kamp-kamp pengungsian baik di hutan maupun di lokasi perbuktikan, sekaligus menyalurkan bantuan berupa tenda, selimut dan tikar.
Masyarakat selalu dihimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gempa bumi maupun potensi tsunami, tetap pantau informasi yang dikeluarkan instansi resmi dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.(DMS)