Bangkok (DMS) — Pemerintah Thailand resmi memberlakukan status darurat militer di delapan provinsi yang berbatasan langsung dengan Kamboja, menyusul bentrokan bersenjata yang pecah antara pasukan kedua negara pada Kamis (24/7) dini hari.
Kebijakan ini diumumkan oleh Komando Pertahanan Perbatasan Thailand di Provinsi Chanthaburi dan Trat pada Jumat, sebagai tanggapan atas meningkatnya eskalasi konflik di wilayah perbatasan yang selama ini disengketakan.
“Komando pasukan pertahanan perbatasan di Provinsi Chanthaburi dan Trat telah menetapkan status darurat militer di sejumlah daerah strategis, efektif segera, menyusul tindakan agresif Kamboja yang menggunakan kekuatan militer untuk menyerbu wilayah perbatasan Thailand,” demikian bunyi pernyataan resmi yang dikutip dari lembaga penyiaran PBS.
Insiden dimulai dengan baku tembak antara pasukan darat dari kedua negara yang berhadapan di zona sengketa. Kontak senjata tersebut kemudian meningkat dalam intensitas dan memicu kekhawatiran akan potensi perang terbuka di kawasan.
Hingga saat ini, belum ada laporan pasti mengenai jumlah korban di kedua belah pihak. Pemerintah Thailand juga belum mengungkap durasi status darurat militer tersebut, namun menegaskan bahwa langkah ini bertujuan menjaga kedaulatan dan keselamatan nasional.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja sudah berlangsung selama bertahun-tahun, terutama terkait klaim wilayah di sekitar candi kuno Preah Vihear yang menjadi sumber perselisihan utama. DMS/AC