Berita Buru, Namlea – Penjabat Bupati Buru, Djalaludin Salampessy meninjau lokasi kawasan tambang emas Gunung Botak, untuk melihat kondisi terkini di kawasan penambangan rakyat itu.
Sungai Anahoni yang ada di kawasan penambangan tersebut kondisinya cukup parah. Airnya telah berubah warna akibat dari penggunaan zat kimia oleh para penambang
“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Kesehatan dan Lingkungan Hidup untuk melakukan penelitian kualitas air di sungai Anahoni, karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan”ujar Salampessy, kepada sejumlah wartawan di lokasi penambangan, Kamis (11/08).
Salampessy menjelaskan, berdasarakan analisa serta pengumpulan data di loaski terungkap, kalau aktifitas pengolahan emas menggunakan metode rendaman di sungai Anahoni sangat berbahaya, mengingat sungai Anahoni mengalir langsung ke perairan Teluk Kaiyeli sehingga memungkinkan pencemaran dan berdampak kepada biota laut yang ada di perairan Teluk itu.
Ditegaskan, Pemda Buru bersama aparat Kepolisian dibantu TNI, akan menertibkan lokasi penambangan dari aktfitas penambangan illegal oleh warga.
Untuk meminimalisir kerusakan lingkungan yang lebih parah, warga yang mendiami bantaran sungai Anahoni akan dipindahkan ke tempat yang lebih baik agar tidak terjadi kegiatan menetap di lokasi tersebut.
Salampessy meminta agar, warga lebih bijak mengelolah sumber daya alam yang ada dengan mengedepankan asas manfaat, sehingga dampaknya tidak merugikan masyarakat itu sendiri.
“Kerugian kerugian yang didapatkan akibat rusaknya lingkungan sekitar oleh penggunaan zat-zat mercury yang membahayakan lingkungan dalam waktu yang panjang”jelasnya
Terkait Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2022 mengenai pengelolaan wilayah pertambangan telah dialihkan kepada Pemerintah Provinsi.
Pemda Buru berharap kepada warga yang beraktifitas di kawasan gunung Botak dapat menyesuaikan dengan regulasi yang ada sehingga dapat meminimalisir dampak pencemaran lingkungan yang telah terjadi sebelumnya.
Sementara itu menurut Kapolsek Waeapo Andreas Panjaitan, kegiatan Penertiban oleh Personel gabungan dilakukan dua kali yakni pada 4 dan 09 Agustus 2022 dengan sasaran dua lokasi yaitu puncak gunung dan sungai Anahoni.
“Personil gabungan terus memberikan sosialisasi kepada Masyarakat yang masih ada di lokasi penambangan untuk segera meninggal lokasi penambangan”ujar Andreas.DMS