Medan – Torehan prestasi gemilang kembali diraih oleh Toba Caldera Resort, destinasi wisata yang dikelola oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) di Sumatera Utara. Menurut data yang diumumkan oleh Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan, sekitar 300 ribu wisatawan mengunjungi resort tersebut sepanjang tahun 2023.
“Dengan jumlah pengunjung mencapai 300 ribu orang, kami juga berhasil meraih pendapatan sekitar Rp6 miliar pada tahun lalu,” ungkap Jimmy dalam konferensi pers di Medan pada hari Ahad.
Lebih lanjut, Jimmy menjelaskan bahwa sekitar 90 persen dari total pengunjung merupakan wisatawan domestik, sementara 10 persen sisanya berasal dari mancanegara. Para pengunjung tidak hanya terpesona oleh keindahan Danau Toba, melainkan juga menikmati berbagai kegiatan seru seperti ATV, flying fox, panahan, dan paintball.
“Pertunjukan dari band, atraksi seni, dan budaya dari sanggar tari di sekitar Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, menjadi daya tarik tambahan bagi para pengunjung,” tambahnya.
Salah satu spot favorit bagi pengunjung untuk berswafoto adalah “Jokowi Point,” di mana mereka dapat duduk di kursi atau berdiri di dekat tulisan “The Kaldera Toba Nomadic Escape.”
Nelson Lumbantoruan, Kepala Divisi Komunikasi Publik BPODT, menambahkan bahwa pihaknya terus mengembangkan berbagai fasilitas pendukung di Toba Caldera Resort. “Fasilitas yang kita persiapkan di The Kaldera Toba Nomadic Escape mencakup glamping, bobocabin, kafe, point UMKM, Jokowi point, hingga wahana bermain anak-anak,” katanya.
Dalam konteks pengembangan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga mengumumkan bahwa Toba Caldera Resort telah mendapatkan dua tambahan investor pada tahun 2024. Kesepakatan kerja sama dilakukan dengan TOCA Resort dan Mitra Jaya.
“TOCA Resort akan memulai pembangunan fasilitas tambahan berupa 20 unit akomodasi pada Lebaran 2024, sedangkan Mitra Jaya akan membangun fasilitas akomodasi ramah lingkungan pada Juni 2024,” kata Sandiaga. Ia juga menyoroti daya tarik investasi di sektor pariwisata hijau, yang semakin diminati karena menyatu dengan alam dan tidak hanya fokus pada pembangunan struktural masif. DMS/Ac