Berita Ambon – Kebersamaan warnai pembukaan kegiatan persidangan klasis GPM pulau Ambon ke 52 yang dilaksanakan pada Minggu 25 April 2021 bertempat di gereja Imanuel OSM kecamatan Nusaniwe kota Ambon oleh basudara muslim dengan tipa rabana dan tari-tarian.
Fenomena kebersamaan ini, telah ada ratusan tahun lalu oleh para leluhur yang terus bertahan hingga saat ini di kota Ambon, dimana Ambon memiliki aneka tradisi dan kearifan lokal (lokal wisdom), kearifan masyarakat asli, serta kearifan agama.
Kenyataan ini membuat warga kota Ambon, hidup dalam keberagaman baik itu etnis, budaya (multikultur), serta agama (multi religious), namun tetap menjunjung tinggi kebersamaan walapun berbeda suku dan agama.
Ambon yang kaya dan indah dengan aneka kearifan lokal dalam penyelenggaraan hidup masyarakatnya, membuat hubungan antar pemeluk agama di kota Ambon berjalan dengan baik, interaksi sosial dalam berbagai kegiatan keagamaan juga dibuktinya, baik oleh basudar umat islam maupun umat kristiani.
Dari aspek keagamaan Ambon dikenal memiliki masyarakat yang majemuk (plural) disebabkan hampir semua agama ada di Ambon. Selian itu juga keberagamaan etnis, budaya, dan bahasa yang tersebar di setiap pulau, memiliki penghayatan dan pengalaman unik dibanding dengan daerah lain di Indoensia.
Namun semua perbedaan yang ada, dapat disatukan dalam bingkai hidup orang basudara yang dikenal dengan hubungan Pela Gandong.DMS