Berita Ambon – Sejumlah Anggota DPRD Kota Ambon menilai Walikota Ambon Richard Louhenapessy mencari sensasi dengan menggelar satu tahun kota Ambon di tetapkan oleh UNESCO sebagai kota music di Ibu kota Negara Jakarta.
Sekretaris fraksi Demokrat DPRD kota Ambon Julius Toisuta saat di wawancarai Tim DMS Media Group di Gedung Rakyat DPRD Kota Ambon Senin 02/11/2020, Ia menjelaskan satu tahun UNESCO menetapkan Ambon sebagai kota musik dunia dan di rayakan di Jakarta, menimbulkan pertanyaan manfaat apa yang didapatkan dengan mengadakan kegiatan diluar Ambon oleh dinas Pariwisata kota Ambon.
Seharusnya, kata Toisuta, pemerintah kota Ambon memikirkan ada hal yang lebih penting untuk dilaksanakan, karena dengan melakukan peringatan satu tahun kota Ambon ditetapkan sebagai kota music di Jakarta, maka secara otomatis memerlukan anggaran yang cukup besar mengingat banyak orang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
Walikota Ambon harusnya lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi hal ini, dengan mengambil kebijakan melakukanaya dikota Ambon tanpa harus dilaksanakan di Jakarta, sehingga anggaran yang ada bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih memberikan manfaat ditengah kondisi ekonomi masyarakat kota Ambon saat ini akibat pandemi COVID.
Untuk itu secara tegas kata Toisuta kegiatan yang di lakukan oleh Pemerintah kota Ambon di Jakarta ini hanya untuk menghambur-hamburkan uang dan Walikota Ambon Richar Louhenapessy hanya mencari sensasi dari acara tersebut.
“Kenapa tidak di lakukan di kota Ambon, baru virtualnya seperti apa , tapi kenapa lakukan seperti ini , ini yang menjadi pertanyaan, ini Wali cari sensasi menurut Fraksi Demokrat, apalagi di masa masyarakat terpuruk ekonomi masalah pandemi COVID-19, lalu kemudian apa yang menjadi keuntungan untuk masyarakat kota Ambon tidak ada untungnya juga , kita tidak tau dananya dari mana , karena komisi tidak pernah membicarakan ini dalam pembahasan , ini yang harus di pertanyakan kita akan panggil kepala dinasnya kita akan pertanyakan ini bukan satu kali ini sudah dua kali sumber dananya dari mana lalu manfaat kegiatan untuk kota Ambon ini apa jangan asal – asalan buat kegiatan tapi tidak ada manfaat untuk kota Ambon” Ujar Toisuta.
Senada dengan itu, hal yang sama juga disampaikan oleh ketua fraksi PDI Perjuangan DPRD kota Ambon James Maatita, menyikapi kegiatan peringatan satu tahun Ambon ditetapkan sebagai kota music yang diperingati oleh pemerintah kota Ambon lewat dinas Pariwisata kota Ambon yang dilaksanakan di Jakarta.
Fraksi PDI Perjuangan DPRD kota Ambon akan mendorong komisi I untuk segera melakukan pemanggilan kepala dinas Pariwisata kota Ambon, untuk mempertanyakan alasan dilaksanakan kegiatan tersebut di luar Ambon, yang tentunya menghabiskan anggaran yang cukup besar.
“Masyarakat dalam hal ini tidak di libatkan dalam perayaan itu, tapi kemudian kegiatan itu di alihkan atau di pindahkan ke Jakarta ini yang mestinya menjadi pertanyaan kita, jadi hemat saya dari sisi fraksi kita akan minta kepada komisi terkait untuk memangil dinas Pariwisata untuk kemudian memberikan penjelasan kepada kami, supaya kita bisa mengetahui tujuan penyelenggaraan satu tahun Ambon kota musik di Jakarta itu apa dan mau di capai itu apa” Ujar Maatita.
Baik Julius Toisuta maupun James Maatita , secara tegas menyesalkan langkah yang dilakukan oleh dinas Pariwisata kota Ambon, dengan mengadakan kegaitan peringatan satu tahun Ambon sebagai kota masuk, di Jakarta, karena menurut mereka, seharusnya kegiatan tersebut dapat dilakukan di kota Ambon.
Mengingat manfaat yang didapatkan dari penyelenggaraan kegiatan tersebut dibuat di Jakarta, hanya dinikmati oleh segelintir orang di Jakarta, sementara warga kota Ambon sendiri tidak pernah diberitahukan dan dilibatkan dalam kegiatan tersebut secara langsung. radiodms.com