Berita Ekonomi, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan bahwa APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang fleksibel menjadi kunci utama pemulihan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 naik sebesar 7,07% year on year (yoy).
“Peran dari fiskal adalah menjadi fleksibel. Ketika dibutuhkan support dari fiskal, fiskalnya masuk. Maka seperti tahun 2020 tadi ilustrasinya, pengeluaran pemerintahnya yang tumbuh positif dan menjadi penahan supaya growth tidak melorot lebih dalam,” kata Wamenkeu secara daring dalam Diskusi CNBC Indonesia ‘Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi’, Jumat (6/8).
Capaian pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua ini menunjukkan keseimbangan antara gerak ekonomi masyarakat dan pandemi Covid-19.
“Ini adalah karena gerak ekonomi masyarakatnya yang imbang dengan penularan Covid-nya. Imbang itu artinya ya memang itu kita cari terus keseimbangan yang paling pas. Kita jaga ini supaya penularan Covid dan gerak ekonomi masyarakat bisa imbang, striking the right balance,” ujar Wamenkeu.
Peningkatan kegiatan ekonomi terlihat dari seluruh komponen yang mulai tumbuh positif, seperti konsumsi, investasi, ekspor dan impor.
“Inilah hakikat pemulihan yaitu pemulihan artinya pertumbuhan ekonominya tidak hanya sekedar mengandalkan pemerintah, tetapi mengandalkan dunia usaha dan masyarakat,” kata Wamenkeu.
Meski diliputi ketidakpastian yang tinggi karena pandemi, pemerintah optimis telah berada dalam jalur pemulihan melalui berbagai dukungan kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan.
Pemerintah tetap fokus dalam upaya pengendalian Covid-19 pada masa PPKM dengan terus mengakselerasi vaksinasi, melindungi masyarakat miskin dan rentan, serta membantu pelaku usaha melalui berbagai program perlindungan sosial (perlinsos), serta meningkatkan daya saing. DMS