Jakarta (DMS) – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan dukungannya terhadap rencana pengembangan kawasan aerotropolis oleh InJourney Aviation Services (IAS).
Kawasan aerotropolis dirancang untuk mengintegrasikan bandar udara dengan berbagai fasilitas di sekitarnya, termasuk industri, hunian, pergudangan, tempat pertemuan, dan usaha ritel.
“Pemerintah mendukung inisiasi IAS ini dengan harapan ekosistem tersebut mampu mendorong pertumbuhan berbagai sektor industri, terutama di bidang kargo dan logistik,” ujar Wamen Faisol di Jakarta, Senin.
Menurut Faisol, kawasan aerotropolis akan membuka peluang bagi pertumbuhan klaster bisnis baru yang menjanjikan. Hal ini diharapkan memberikan dampak ekonomi berkelanjutan, terutama dengan meningkatnya konektivitas barang dan manusia.
“Dari sisi investasi, kawasan ini memiliki sejumlah keunggulan, seperti transportasi yang sudah tersedia dan terintegrasi dengan infrastruktur jalan yang memadai.
Selain itu, kebutuhan air dan listrik juga telah terpenuhi dengan baik. Keunggulan ini menjadi nilai tambah dalam pengembangan kawasan,” tambah Faisol.
Direktur Utama IAS, Dendi Tegar Danianto, menyampaikan bahwa IAS sebagai mitra pemerintah memiliki pengalaman panjang selama lima tahun terakhir di industri logistik dan terminal kargo.
Saat ini, IAS mengelola sembilan kargo hub besar dan 39 terminal kargo di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan distribusi industri, baik domestik maupun internasional.
Dendi juga menjelaskan rencana pembangunan kawasan aerotropolis seluas 80 hektare di Bandar Udara Internasional Yogyakarta. “Gudang ini akan memiliki akses khusus ke bandara dan dekat dengan pusat MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Kawasan ini dirancang sebagai area terpadu untuk mendorong perekonomian di Kulon Progo,” katanya.
Tren positif di sektor logistik global mendukung langkah ini. Pasar logistik global diproyeksikan mencapai 12,68 triliun dolar AS pada tahun 2025, seiring dengan pertumbuhan e-commerce yang diperkirakan mencapai 7,4 triliun dolar AS di periode yang sama. Hal ini mendorong inovasi logistik yang lebih efisien untuk memenuhi permintaan pasar.
Dengan dukungan pemerintah dan strategi pengembangan yang matang, kawasan aerotropolis diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi berbasis logistik dan konektivitas di Indonesia.DMS/AC