Hatawano, Buru (DMS) – Menjelang penghujung bulan Ramadan, warga Desa Hatawano, Kecamatan Waplau, Kabupaten Buru, menggelar tradisi Malam Tujuh Likur dengan pawai obor, Selasa (25/03).
Suasana desa tampak semarak dengan cahaya obor yang menerangi berbagai sudut kampung. Baik anak-anak maupun orang dewasa turut serta dalam pawai ini, membawa obor dan berjalan kaki mengelilingi desa sebagai bentuk penyambutan malam Tujuh Likur.
Selain pawai obor, acara ini juga diisi dengan lantunan hadrah yang menambah kekhidmatan suasana.
Tradisi Malam Tujuh Likur telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Hatawano dan terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya lokal.
Tak hanya dalam pawai, penerangan obor juga dipasang di berbagai titik strategis desa. Di sekitar masjid, persimpangan jalan, halaman rumah, serta teras warga, berdiri tiang-tiang obor yang menambah nuansa khas perayaan ini.
Bagi masyarakat Hatawano, Malam Tujuh Likur tidak sekadar menjadi tradisi budaya, tetapi juga memiliki makna religius.
Perayaan ini menjadi bentuk kesiapan umat Muslim dalam menyambut datangnya malam Lailatul Qadar, yang diyakini sebagai malam penuh berkah di penghujung Ramadan.DMS