Berita SBB,Elpaputih – Warga lima desa yang mendiami pegunungan di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yaitu Someith,Ahiolo,Pasinaru Watui dan Huku, mengancam tidak akan memberikan suara alias Golput dalam Pemilu 2024.
Pasalnya setiap moment politik baik Pileg, Pilakda (Gubernur dan Bupati) maupun Pilpres, para politisi yang melakukan kampanye di lima desa itu hanya mengumbar janji manis, tanpa ada realisasi.
Mereka menagih janji dari para politisi untuk menghadirkan infrastruktur jalan demi menjawab rentang kendali di lima desa itu.
Nyatanya setelah mereka terpilih dan menduduki kursi kekuasaaan, semua janji itu hanyalah isapan jempol belaka.
Tokoh masyarakat Negeri Ahiolo Apsa Waiputy menyatakan, nantinya pada Pemilu 2024 warga di lima desa tidak memberikan suara alias Golput karena janji untuk menhadirkan inrstruktur jalan menuju lima desa itu tidak terealisasi.
Dikatakan masyarakat desa Someith,Ahiolo,Pasinaru Watui dan Huku menuntut keadilan pembangunan. Karena selama ini mereka yang mendiami wilayah pegunungan di timur perbatasaan Kabupaten SBB dan Maluku Tengah itu sangat termarjinal, jauh dari sentuhan pembangunan.
Ia mencontohkan akses jalan yang memang sangat dibutuhkan warga. Bahkan masyarakat rela menyerahkan tanah dan kebun untuk digusur demi terbangunnya akses jalan.
Apsa putus asah, karena permintaan warga kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi tak kunjung dijawab. Dirinya berharap pemerintah pusat melek terhadap penderitaan yang dialami warga selama 77 indonesia merdeka .
Penderitaan warga ini juga dirasakan oleh Pendeta David Manuputty yang melayani di Jemaat GPM Watui. Tidak adanya akses jalan membuat warga kesulitan untuk memasarkan hasil pertanian demi menunjang ekonomi keluarga mereka .
Dijelaskan, untuk memasarkan hasil pertanian, warga harus memanggul hasil kebun mereka berjalan sejauh lebih dari 40 KM untuk sampai ke jalan utama.
Jalan yang dilewati juga berlumpur dikala musim hujan dan sangat beresiko karena di beberapa titik terdapat longsoran.
Dan lebih membahayakan keselamatan warga, ketika mereka harus melintasi sungai besar kecil baik menggunakan seutas tali maupun rakit dari bamboo unuk sampai di seberang.
Dikatakan masyarakat di lima desa itu seperti warga kelas rendah di negara ini.Termarjinalkan dari berbagai pembangunan, baik kesehatan, pendidikan, layanan kelistrikan, juga telekomunikasi.
“Karena itu jika ada warga pada Pemilu 2024 memilih untuk Golput itu merupakan bentuk kekesalan warga yang selama ini tidak merasakan sentuhan pembangunan”ujarnya
Sudah 77 tahun Indonesia Merdeka, warga desa Someith,Ahiolo,Pasinaru Watui dan Huku yang mendiami wilayah pegunungan di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten SBB masih terisolasi dari berbagai pembangunan.
Para politisi yang menjanjikan akses jalan saat mereka berkampanye di lima desa itupun, menutup mata dan telinga tidak pernah melihat dan mendengar jeritan warga.
Berbagai hasil bumi yang ingin dijual ke kota harus mereka tandu berpuluh kilometer. Setiap pijakan kaki naik turun pegunungan melewati perbuktian, menyusuri jalan berbatu dengan batang pohon yang melintang di tengah jalan, sangat beresiko dan berbahaya.
Terkadang mereka harus bertarung nyawa menyebrangi aliran beberapa sungai besar, seperti sungai Nui dan Talla, agar bisa sampai ke jalan trans seram untuk selanjutnya menjual hasil bumi ke pasar atau sekedar menyenguk sanak keluarga yang tinggal di negeri lain.
Mereka merindukan pembangunan yang lebih layak agar setara dengan warga yang lain yang saat ini sudah bisa menikamati akses transportasi, komunikasi, layanan listrik, kesehatan dan juga pendidikan yang layak.
Mereka yang masih terisolir itu, butuh keseriusan pemerintah baik Provinsi, Kabupaten dan maupun pemerintah pusat.DMS