Batam (DMS) – Warga di Pulau Rempang Kelurahan Sembulang Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau tetap kukuh menjaga kampung mereka dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.
Menurut salah satu warga Kampung Sembulang Pasir Merah, Sairon, pihaknya akan mempertahankan kampung yang sudah dibangun oleh leluhur nenek moyang. Warga tidak akan menyerahkan begitu saja tanah mereka untuk dijadikan PSN Rempang Eco City.
“Bagi kami, kampung itu sejarah leluhur nenek moyang kami, tidak mau hilang begitu saja, bagaimana dahulu nenek moyang kami berjuang membangun kampung leluhur kami, masak harus segampang itu kami menyerahkannya,” Kata Sairon kepada CNNIndonesia.com, Senin (9/9).
Sairon menambahkan keluarga besarnya di Sembulang Pasir Merah, memilih bertahan dan tetap menolak direlokasi ke Tanjung Banon imbas PSN Rempang Eco City.
Menurutnya, warga yang sudah pindah ke daerah relokasi Tanjung Banon kebanyakan yang berprofesi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pendatang.
Sedangkan, untuk warga asli kampung Sembulang Pasir Merah, masih banyak yang bertahan. Dia juga mengatakan, pihak BP Batam tidak mau adu data dengan data yang dimiliki warga.
“Kalau warga asli Sembulang bisa dihitung, data warga yang masih bertahan 80 persen dan yang sudah pindah 20 persen. Saya tahu benar, BP Batam kita adu data tidak mau sama sekali diam seribu bahasa,” ujarnya.
Warga Sembulang Hulu, Sukri juga menegaskan dia bersama keluarga besarnya tetap menolak relokasi imbas PSN Rempang Eco City.
Sukri pun menilai PSN Rempang Eco City sangat berdampak buruk bagi warga, terutama terhadap tangkapan nelayan di laut serta budidaya pertanian warga.
“Penolakan harga mati. Semua keluarga menolak keras. Karena sayang sama kampung yang diwariskan sama para leluhur. Sangat besar dampak buruknya bagi kami terutama Petani dan Nelayan,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengklaim hanya 3 Kepala Keluarga (KK) di kampung Sembulang Hulu yang menyetujui relokasi dampak dari PSN Rempang Eco City.
Namun mereka yang setuju direlokasi belum bisa menempati rumah di Tanjung Banon, akibat belum selesai dibangun. Menurutnya, dari 3 KK itu, diantaranya 1 KK dari ASN, 1 warga Sembulang Hulu yang tinggal di Monggak dan 1 KK lagi warga asli Sembulang Hulu yang tinggal di Kota Batam.
“Cuma 2 KK yang asli Sembulang Hulu, satu lagi warga pendatang. Yang PNS ini punya rumah di Batam,” ujarnya.
BP Batam buka suara
Kepala Bagian Humas BP Batam, Sazani, menyampaikan bahwa rencana pemindahan warga ke hunian tersebut berlangsung pada tanggal 25 September 2024.
Hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian yang mengaku relokasi dimulai pada 1 September 2024.
“Tahap awal, sebanyak 3 KK akan kami pindahkan ke rumah baru mereka. Ketiga KK ini adalah mereka yang pertama kali bergeser ke hunian sementara pada September 2023 lalu,” Kata Sazani dalam keterangan tertulis.
Dia menyebut, pemindahan warga terdampak PSN Rempang Eco City dilakukan secara bertahap. Dia juga, membantah isu yang menyebutkan rencana pemindahan warga ke hunian baru gagal total.
Dia mengatakan, pengerjaan hunian untuk warga di Tanjung Banon terkendala cuaca, namun pengerjaan tetap berproses dan tengah berlangsung.
“Memang harus diakui, pengerjaan rumah di Tanjung Banon sedikit terkendala dengan faktor cuaca. Akan tetapi, seluruh proses terus berlangsung. Semoga tahapan pemindahan warga lain yang saat ini berada di hunian sementara bisa rampung hingga akhir September,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan BP Batam terus memantau pengerjaan sekitar 60 unit rumah baru di Tanjung Banon. Menurutnya 20 unit rumah diantaranya, diminta ke kontraktor untuk segera proses yang penyelesaiannya hingga pertengahan September 2024.
Sebelumnya, Sesmenko bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan pemindahan warga di Pulau Rempang mulai dilakukan sejak 1 September 2024.
“Rempang kan sudah jalan relokasinya, mulai 1 September sudah ada yang pindah. Kan bertahap kan, sampai akhir tahun kan mungkin,” katanta di Batam, (26/8).
Lebih lanjut, dia mengatakan, pemindahan warga akan dilakukan hingga akhir tahun 2024. Menurutnya, ada 350 warga yang akan dipindahkan ke lokasi relokasi.DMS/CC