Jakarta (DMS) – Penyakit tiroid merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat produksi hormon tiroid yang tidak seimbang dalam tubuh.
Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, dan terbagi menjadi dua jenis utama: hipotiroidisme (produksi hormon terlalu sedikit) dan hipertiroidisme (produksi hormon berlebih).
Gangguan tiroid dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan autoimun, peradangan, atau kelainan fungsi pada kelenjar tiroid itu sendiri.
Meskipun dapat dikendalikan dengan pengobatan, perubahan gaya hidup dan kesehatan pasien umumnya cukup signifikan.
Kisah Ian, seorang pria asal Inggris yang didiagnosis mengidap hipertiroidisme pada usia 52 tahun, menjadi gambaran nyata betapa pentingnya mengenali gejala sejak dini.
Menurut laporan British Thyroid Foundation, Ian mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas sebanyak hampir 6 kilogram, kulit lebih pucat, detak jantung meningkat, dan kelelahan terus-menerus.
Setelah pemeriksaan darah, Ian akhirnya mendapat diagnosis hipertiroidisme. Penanganan segera pun dilakukan, dan dalam waktu 24 jam ia dirujuk ke rumah sakit.
Setelah menjalani terapi, kadar hormon Ian kembali normal, berat badannya naik, dan kondisinya mulai stabil. Saat ini, ia masih menjalani pemantauan berkala untuk menentukan kelanjutan pengobatan.
Gejala penyakit tiroid kerap sulit dikenali karena menyerupai keluhan kesehatan umum lainnya. Berikut ini gejala khas dari masing-masing kondisi:
Gejala Hipertiroidisme (Kelebihan Hormon Tiroid):
Detak jantung cepat (takikardia)
Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
Gangguan tidur
Rasa panas berlebihan
Kulit lembap dan mudah berkeringat
Kecemasan atau mudah gugup
Gangguan menstruasi atau haid tidak teratur
Gejala Hipotiroidisme (Kekurangan Hormon Tiroid):
Detak jantung lambat
Kelelahan berlebihan
Kenaikan berat badan tanpa sebab jelas
Sensitivitas terhadap udara dingin
Kulit dan rambut kering
Perasaan depresi
Menstruasi berat dan berkepanjangan (menoragia)
Hingga kini, sebagian besar penyakit tiroid belum dapat dicegah karena berkaitan dengan faktor genetik atau autoimun. Namun, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan atau menemukan pembesaran di area leher tempat kelenjar tiroid berada.
Informasi mengenai riwayat penyakit tiroid dalam keluarga juga penting disampaikan kepada tenaga medis sebagai bagian dari evaluasi risiko.DMS/DC