Jakarta (DMS) – Viral di media sosial, video penemuan potongan tubuh manusia dari dalam perut hiu pada Minggu (6/10/2024).
Potongan tubuh perempuan dalam hiu tersebut ditemukan oleh nelayan dari Distrik Liquica, Republik Democratic, Timor Leste.
Diduga kuat identitas perempuan yang ada di dalam perut ikan hiu itu adalah Carol Colleen Monfore (68), warga negara Amerika yang dilaporkan hilang saat menyelam di laut Pulau Reong, Maluku Barat Daya, Maluku.
Carol terakhir kali diketahui sedang menyelam bersama suami dan rekan-rekannya di perairan Pulau Reong pada Kamis (26/9/2024).
Kapolsek Wetar, Ipda Giovani B M Toffy pada Jumat (4/102/2024) menyatakan Carol Colleen Monfore hilang terseret arus saat melakukan aktivitas diving bersama enam orang.
“Penyelaman dilakukan saat kondisi laut sedang buruk karena adanya pergerakan arus bawah air yang kencang, sehingga diduga korban terseret arus,” ucapnya, Jumat (4/10/2024).
Proses pencarian sempat dilakukan selama lima hari, namun tim SAR gabungan tak menemukannya sehingga menghentikan pencarian.
Giovani menjelaskan, sebelum kejadian, korban dan rekannya berlayar menggunakan KM Phinisi Tiare milik korban, dan KM Seemore serta KM.Neiomi dengan tujuan Kepulauan Banda.
Mereka lalu singgah di Pulau Reong untuk menyelam hingga terjadi insiden tersebut.
“Kami juga mengarahkan warga untuk membantu pencarian, tetapi setelah lima hari, korban tidak ditemukan. Kami berkoordinasi dengan pihak Basarnas dan operasi pencarian dinyatakan ditutup,” kata dia.
Hingga akhirnya potongan tubuh Carol ditemukan dalam perut ikan hiu oleh warga Distrik Liquica, Timor Leste atau sekitar 112 kilometer dari lokasi Carol dinyatakan hilang.
Dilansir dari New York Post, Selasa (9/10/2024), berdasarkan keterangan dari sahabat keluarga Monfore, Rick Sass mengatakan pihak berwenang berhasil mengidentifikasi Carol Colleen Monfore dari sidik jari di tubuhnya.
Carol memiliki seorang suami dan dua anak. Saat ini suami Carol berharap bisa membawa jenazah istrinya pulang.
“Dia hampir tidak bisa tidur sama sekali, sebagian karena dia menelepon Indonesia, yang memiliki perbedaan waktu 12 jam,” katanya.
“Dia menjawab panggilan telepon di tengah malam, dan berbicara dengan kami di siang hari, dan bukan hanya tidak bisa tidur karena kejadian mengerikan ini,” tambah Sass./DMS/KC