Jakarta – Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, menurut analisa para pakar kesehatan internasional, kemungkinan besar penyakit pandemi mendatang masih akan berhubungan dengan zoonosis, atau penyakit yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Itu juga diperkirakan akan bisa ditularkan melalui udara atau airborne infection.
“Artinya, untuk menjaga ketahanan kesehatan nasional dan dunia, ktia perlu pengendalian penularan penyakit melalui Udara. Itu sangat diperlukan. Karena itulah kemudian dikenal konsep Airborne Infections Defense Platform (AIDP) yaitu upaya menjaga ketahanan kesehatan melalui pengendalian penularan penyakit melalui udara,” ujar Tjandra melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/5).
Saat ini, AIDP menilai program pengendalian Tuberkulosis (TB) dan juga kesiapan menghadapi kemungkinan pandemi berikutnya akan di lakukan di negara-negara ASEAN.
“TB dipilih karena setidaknya tiga alasan. Pertama, tentu karena TB adalah juga penyakit menular yang ditularkan melalui batuk ke udara, jadi airborne infection juga. Kedua, program TB sudah lama sekali berjalan di berbagai negara, dan punya infrastruktur serta pengalaman panjang yang diharapkan akan sangat berguna bagi kesiapan menghapi pandemi pula,” kata Prof Tjandra.
Ketiga, lanjut dia, kini ada berbagai teknologi baru di bidang tuberkulosis baik pemeriksaan molekuler, radiologi artificial intelegence (AI) dan lainnya yang tentu juga dapat digunakan untuk kesiapan menghadapi pandemi yang akan datang.
Secara global, konsep AIDP diharapkan akan memperkuat komitmen politik serta kolaborasi antarbangsa untuk memperkuat penggunaan pelayanan program pengendalian TB untuk melakukan deteksi, pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit yang ditularkan melalui udara, khususnya di negara-negara dengan beban TB yang tinggi, termasuk Indonesia dan beberapa negara ASEAN.DMS/MI