Jakarta – Penyakit jantung terus menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia di mana tingkat mortalitas dan morbiditas dari penyakit ini terus meningkat. Di tengah kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, terungkap bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari yang sering diabaikan dapat berkontribusi terhadap masalah jantung.
Apa sajakah kebiasaan yang mungkin tidak disadari namun dapat berisiko bagi kesehatan jantung?
- Gaya Hidup Pasif
Kebiasaan pasif atau yang sering dikenal sebagai sedentary lifestyle, sering kali dipicu oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K), seorang ahli jantung dan pembuluh darah sekaligus Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa kebiasaan ini dapat memicu gangguan jantung seperti fibrilasi atrium.
“Dalam beberapa studi, terbukti bahwa pola hidup yang pasif, atau kebiasaan malas bergerak, memiliki dampak yang signifikan. Terlebih lagi, dengan kemajuan teknologi yang membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah, seperti memesan makanan hanya dengan menggerakkan jari, pola hidup semakin tidak aktif,” ungkapnya dalam sebuah konferensi pers terkait Hari Jantung Sedunia 2023 pada Selasa (26/9/2023).
Data dari American Heart Association juga mengindikasikan bahwa individu yang sering duduk selama 5 jam atau lebih setiap hari memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami gagal jantung. Gaya hidup pasif juga dapat menyebabkan obesitas dan tingginya kadar kolesterol, yang pada akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung.
- Pola Makan yang Buruk
Pola makan yang tidak sehat, terutama yang kaya akan gula, garam, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan, diketahui dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Laman WebMD melaporkan bahwa makanan-makanan tersebut juga dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, dan peningkatan kadar kolesterol.
- Kebiasaan Merokok
Merokok, suatu kebiasaan yang masih digemari oleh banyak masyarakat di Indonesia, telah terbukti dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk yang berkaitan dengan paru-paru dan jantung. Laman Johns Hopkins Medicine mengungkapkan bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi kadar oksigen dalam darah, memaksa jantung untuk bekerja lebih keras, yang akhirnya dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
- Kurang Tidur
Studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung melalui beberapa mekanisme. Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon ghrelin yang merangsang nafsu makan, yang kemudian berkontribusi pada risiko obesitas. Selain itu, penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penumpukan kalsium di pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
- Stres
Ternyata, stres dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan jantung. Dr. Erta Priadi Wirawijaya, SpJP, FIHA, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah, mengungkapkan bahwa stres dapat merangsang pelepasan hormon yang dapat memengaruhi tekanan darah.
“Stres dapat memicu pelepasan hormon stres, seperti adrenalin, yang meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung,” jelasnya dalam konferensi pers sebelumnya.
Tidak hanya itu, stres juga dapat mempercepat detak jantung dan membebani jantung secara berlebihan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatif dari kebiasaan sepele ini, diharapkan masyarakat akan semakin memperhatikan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung mereka. DMS