Berita Maluku Tengah, Masohi – Kaloa, Elemata, Hatuolo, Maraina dan Manusela adalah nama lima negeri yang letaknya terbentang di kawasan pegunungan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Lima Negeri berikut warganya sudah ada jauh sebelum negara ini secara de fakto diproklamirkan bebas dan berdaulat.
Sayangnya kata MERDEKA, benar-benar belum dirasakan sebagian warga di kawasan pegunungan itu. Bertahun – tahun mereka terisolasi dari berbagai program pembangunan.
Kue pembangunan di sektor kesehatan, penerangan, pendidikan, nyaris bahkan belum sepenuhnya mereka nikmati. Kalaupun ada itupun sedikit ibarat anak kecil yang diberi permen oleh orang tuanya.
Warga menjerit lantaran akses jalan dari dan menuju ke lima desa jauh dari kata sempurna. Ada jalan sirtu yang dibangun sejak 2014, tetapi kondisinya rusak parah.
Banyak lubang dan lumpur di sepanjang jalan dikala hujan, bahkan jembatan yang dikerjakan pihak kontraktor terkesan asal-asalan tidak tuntas.
Sumber daya alam dan hasil bumi sangat melimpah menjadi andalan sumber pencaharaian demi menopang kehidupan mereka, terkadang tak bisa dijual, jika musim penghujan seperti saat ini.
Hasil bumi yang ingin dijual ke kota harus mereka tandu berpuluh kilometer. Setiap pijakan kaki naik turun pegunungan melewati tepian perbuktian menyusuri jalan berbatu dengan batang pohon yang melintang ditengah jalan, sangat beresiko dan berbahaya.
Bahkan terkadang mereka harus bertarung nyawa menyebrangi aliran sungai besar, agar bisa sampai ke jalan Trans Seram untuk selanjutnya menjual hasil bumi ke pasar atau sekedar menyenguk sanak keluarga yang tinggal di negeri lain.
Kepala Desa (Raja) Negeri Kaloa, Joseph Tamala mengaku kondisi lima desa di pegunungan sangat membutuhkan sentuhan pembangunan.
Tanpa mengesampingkan pembangunan yang lain akses jalan benar-benar sangat dibutuhan oleh warga lima negeri itu.
Terkadang butuh waktu lama untuk mengevakuasi warga yang sakit ke pusat pelayanan kesehatan di kecamatan. Bahkan tak jarang ada yang meninggal ketika dalam perjalanan sebelum tiba di puskesmas atau rumah sakit.
Tamala mengaku usulan pembangunan jalan sudah disampaikan dalam setiap Musrembang dari tingkat desa, kecamatan hingga Kabupeten dan Provinsi, namun belum ada realisasi sampai saaat ini
Ketua Majelis Jemaat Kaloa, Pdt Yuditha Tildjuir juga menceritakan kondisi yang dialami warga disana. Diakui masyarakat negeri adat dipedalaman seutuhnya belum menikmati hasil pembangunan.
sehingga Raja dan Pendeta Yudith berharap ada perhatian pemerintah, bahkan meminta Presiden Joko Widodo untuk dapat membantu warga lima desa itu sesuai program nawacita yakni membangun dari pinggiran kota.
Kondisi ini setidaknya bisa segera diperbaiki agar masyarakat dapat merasakan lesatnya kue pembangunan seperti yang dirasakan warga di tempat lain.DMS