Berita Ambon – Pantai Losari di Mardika Ambon, kini mulai tercemar sampah plastik. Ditenggarai itu karena kelakuan masyarakat membuang sampah secara sembarangan termasuk dampak dari penjual durian musiman yang berjamur di kawasan itu.
Berbagai jenis sampah plastik, bekas botol minuman, kardus hingga kulit durian dan buah lainya, terlihat tidak sedap dipandang dkarena berserakan sepanjang kawasan pantai losari hingga jembatan Mardika.
Dari Pantauan DMS Media Group, di samping jembatan Mardika, timbunan sampah menggunung dan mengering bahkan sampai menyumbat selokan dan belum ada petugas Dinas Kebersihan dan Persampahan Kota Ambon mengangkut sampah-sampah tersebut.
“Sudah cukup lama sampah-sampah ini tidak diangkut oleh petugas dari dinas kebersihan. Biasanya petugas rutin datang angkut tetapi belakangan tidak lagi”kata Abdul salah satu pedagang asongan kepada DMS Media Group.
Tidak saja dipingir jalan terlihat jelas sampah plastik ini berserakan dalam kondisi mengapung di bibir pantai Losari, persis di samping jembatan Mardika. Limbah plastik ini menumpuk di daerah itu.
Maraknya penjual durian dikawasan Losari baik yang datang dari Pulau Seram maupun daerah pegunungan di Kota Ambon sejak beberapa bulan belakangan, ditambah perilaku pengunjung di area publik itu membuang sampah menambah beban sampah hingga menumpuk di selokan sehingga merusak pesona di bibir pantai setempat.
Beberapa warga yang dikonfirmasi terpisah, memprotes keras perilaku buruk masyarakat yang dengan sengaja membuang sampah plastik ke pantai Losari .
Selain sampah plastik yang berceceran, kini sudah terjadi juga kerusakan di sejumlah selokan serta pada bibir pantai akibat terkikis oleh terpaan ombak
Beberapa gerobak rusak milik pedagang membuat kawasan ini menjadi kotor dan tak nyaman di pandang warga yang melintas maupun yang duduk santai menikmati lesatnya buah durian maupun kuliner malam di kawsan tersebut.
Salah seorang penjual durian Ibu Rita, mengaku sudah dua minggu berjualan belum melihat ada petugas membersihkan sampah seperti sebelum-sebelumnya.
“Selama kami berjualan setiap hari, kami membayar uang sampah sebesar sepuluh ribu rupiah ditambah lima ribu rupiah untuk uang pasar, jadi kulit durian kami tampung kemudian kami bayar anak – anak kecil untuk membuang di tempat sampah”kata Rita.
Beberapa pedagang lain juga mengaku jarang dibersihkan oleh petugas. Ada yang mengatakan sampah di lokasi ini kadang di angkat satu atau dua minggu sekali oleh petugas dinas kebersihan.DMS