Berita Internasional,China – Pihak berwenang di China telah menutup dan menghentikan kegiatan – atau dikenal sebagai kebijakan lockdown – di kota Anyang karena pandemi COVID-19, menjadikan jumlah orang yang terdampak lockdown di China menjadi 20 juta orang.
Kebijakan lockdown terhadap kota Anyang, yang berpenduduk 5,5 juta jiwa, diumumkan pada Senin (10/1) malam setelah munculnya dua kasus varian Omicron. Warga tidak diperbolehkan keluar ruman dan seluruh toko diperintahkan tutup, kecuali yang menjualan kebutuhan pokok.
Kebijakan lockdown sebelumnya juga telah diberlakukan di kota Xi’an, yang berpenduduk 13 juta jiwa, sejak tiga minggu lalu. Sementara kebijakan serupa di Yuzhou yang berpenduduk 1,1 juta jiwa diberlakukan satu minggu yang lalu.
Seorang pasien didorong dengan troli dibawa masuk menuju Rumah Sakit Royal London di Whitechapel setelah sebelumnya tiba di rumah sakit tersebut dengan ambulan, pada 6 Januari 2022. (Foto: AP/Matt Dunham)
Belum jelas berapa lama kebijakan lockdown di Anyang, yang diberlakukan untuk mengantisipasi tes COVID-19 massal yang merupakan prosedur standar pemerintah China untuk mengidentifikasi dan mengisolasi warga yang terjangkit oleh virus corona secepat mungkin.
Lockdown kali ini adalah yang terluas yang pernah diberlakukan oleh pemerintah China setelah penutupan kota Wuhan dan sebagian provinsi Hubei pada awal 2020 di masa awal pandemi. Sejak saat itu pendekatan yang dilakukan pihak berwenang lebih menarget wilayah yang lebih kecil.
Menjelang Olimpiade Musim Dingin – yang akan dibuka pada 4 Februari mendatang di Beijing – dan perebakan luas varian Omicron telah mendorong pemberlakuan kebijakan lockdown guna mencegah meluasnya virus mematikan ini ke wilayah-wilayah lain di China.
Seorang pejabat Olimpiade yang bertanggung jawab untuk mengendalikan penyakit ini, Huang Chun, mengatakan pada Associated Press bahwa pihak penyelenggara mengandalkan kerja sama erat dengan para atlet dan petugas Olimpiade guna mencegah perebakan luas COVID-19.
Di Hong Kong, pemimpin kota Carrie Lam mengumumkan penutupan seluruh taman kanak-kanak dan sekolah dasar setelah sejumlah siswa dilaporan terjangkit virus corona. Sekolah akan ditutup mulai Jumat (14/1) hingga setidaknya setelah libur Tahun Baru Imlek pada minggu pertama bulan Februari. Kota semi-otonom China itu beberapa hari terkahir ini telah memperketat perbatasan setelah mengetahui bahwa varian Omicron merebak dari mereka yang datang dari luar negeri.
Kasus-kasus Omicron di wilayah Anyang diyakini terkait dengan dua kasus lain di Tianjin yang terdeteksi pada Sabtu (8/1) lalu. Tampaknya baru kali ini varian virus corona menyebarluas di daratan China melalui orang-orang yang datang dari luar negeri dan melakukan kontak langsung dengan warga China.
Anyang adalah situs arkeologi penting yang merupakan ibu kota kuno dinasti Shang dan di mana tulisan China paling awal ditemukan pada apa yang disebut sebagai tulang orakel. Pihak berwenang di Anyang melarang kendaraan yang tidak memiliki kepentingan darurat memadati jalan-jalan di kota tersebut. Jumlah kasus masih relatif rendah yaitu 58 kasus baru, yang dikonfirmasi pada Senin (10/1) hingga Selasa (11/1).
Sementara Tianjin adalah kota pelabuhan utama yang terletak sekitar satu jam naik kereta api berkecepatan tinggi dari Beijing. Hingga Selasa (11/1) siang terdapat 97 orang yang dinyatakan positif mengidap COVID-19, di mana 47 orang menunjukkan gejala, sementara 15 orang lainnya tanpa gejala, dan 33 orang lainnya masih menunggu verifikasi lebih lanjut.
Kota Xi’an dan Yuzhou sama-sama berjuang keras melawan varian Delta dan hingga saat ini belum melaporkan kasus Omicron. Lebih dari 2.000 orang telah terjangkit COVID-19 di Xi’an – wabah terbesar di China setelah yang pertama terjadi di Wuhan.DMS