Berita SBB, Waimital – Hujan berkepanjangan yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Maluku, menyisahkan musibah alam. Khususnya beberapa desa di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat.
Di desa Waimital, Kecamatan Kairatu, lahan pertanian milik warga, rusak dihantam banjir disebabkan erosi sungai Ruapa.
Warga desa Waimital merupakan tranmigrasi dari Pulau Jawa. Bercocok tanam merupakan mata pencaharian utama warga di desa itu.
Saat ini mereka terancam gagal panen dan merugi karena sebagian hasil pertanian yang ditanam berupa,cabai, kacang panjang, kangkung dan jenis tanaman lainnya hanyut tersapu erosi sungai itu.
Pantauan DMS Media Group di lokasi, Jumat (26/08) para petani menyebutkan, kejadian seperti ini terjadi sudah lama, karena sepanjang sungai Ruapa tidak dibangun talud atau bronjong untuk menahan aliran air, akibatnya kebun milik mereka tergerus sungai.
Lamit salah seorang petani yang di wawancarai DMS Media Group, di loaksi kebunya menjelaskan, dari lahan seluas 2 hektare miliknya yang ditanami sayur sayuran, cabai, tomat ada juga pepaya, jeruk dan lainya, sebagian besar habis tersapu banjir, hanya tersisa sebagian lahan saja.
Dikatakan banjir juga mengancam puluhan hektare sawah milik warga,karena sudah sangat dekat dengan sungai.
Lamit hanya bisa berharap adanya perhatian serius dari pemerinta daerah kabupaten seram bagian barat dan propinsi maluku agar bisa membuat talut atau bronjong penahan tanah agar lahan perkebunan mereka bisa aman ketika datangya banjir.
Tidak saja Lamit petani lainya bernama Cipto juga menceritakan hal yang dialaminya. Lahan milikya seluas 1 hektare berisi tanaman sayuran, serta berbagai jenis tanaman umur panjang tak luput dari terjangan banjir . Sebagian lahan milik Cipto berubah wujud menjadi aliran sungai.
Cipto juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, karena sebahagian lahan miliknya kini berubah wujud menjadi aliran sungai Ruapa.
Banjir bandang luapan sungai Ruapa yang dekat dengan lahan dan pemukiiman warga di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu SBB juga berpotensi mengancam puluhan hektare lahan persawahan milik warga.
Akibat musibah bencana alam ini, telah mengakibatkan petani setempat mengalami gagal tanam pada musim tanam di pertengahan tahun 2022 ini.
Tanaman yang diandalkan untuk menopang kehidupan keluarga selain hasil panen sawah, bahkan ada yang sudah siap panen, ludes di sapu banjir sehingga petani mengalami gagal panen secara total pada musim tanam tahun ini.
Pantauan di tiga lokasi, erosi sedikit demi sedikit menelan hampir sawah warga diawali dengan terkirkisnya sungai Ruapa,
Menurut warga hal ini sudah sempat diusulkan beberapa kali ke pemerintah, namun sampai saat ini belum ada penanganan. DMS