Berita Nasional, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau para calon jemaah haji untuk mempersiapkan kondisi fisik menjelang dan selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, serta mengatur ritme ibadah sunah.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo mengatakan salah satu cara untuk menjaga kondisi fisik adalah dengan membatasi aktivitas ibadah sunah menjelang puncak haji atau yang dikenal dengan masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
“Jemaah sebaiknya mengurangi kegiatan sunah menjelang perjalanan Masyair agar kondisi fisik saat di Armuzna dalam keadaan prima,” kata Liliek dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/4/2023).
Pengaturan kegiatan tersebut, kata Liliek, harus dilakukan agar calon jemaah haji dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji dan mencapai kemabruran.
“Masa Armuzna ini harus menjadi puncak kebugaran jemaah, bukan puncak kelelahan,” ujarnya.
Liliek melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji terdapat beberapa penyebab kematian jemaah haji terbanyak, antara lain penyakit jantung, paru-paru, dan stroke. Sebagian besar dari mereka teridentifikasi mengidap penyakit tersebut di pemondokan setelah Armuzna.
Senada dengan Liliek, Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat mengingatkan bahwa ada lima titik kritis yang harus menjadi perhatian penyelenggara haji.
Kelima titik tersebut adalah titik kedatangan jemaah haji di bandara Madinah dan Jeddah, titik kedatangan jemaah haji di Makkah dan Madinah, titik di Makkah gelombang I, titik di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, serta titik pada saat pelaksanaan tawaf ifadhah.
“Saya minta semuanya diatur dengan baik agar jemaah tetap dalam kondisi fit dan bisa melaksanakan seluruh rukun haji,” kata Arsyad. DMS