Berita Maluku, Ambon – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku memastikan stok hewan kurban di daerah itu pada Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah mencukupi meskipun diperkirakan terjadi peningkatan permintaan sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Jumlah permintaan hewan kurban tahun ini akan meningkat, diperkirakan untuk sapi sebanyak 1.340 ekor dari total populasi yang layak kurban sebanyak 2.300 ekor, sedangkan untuk kambing sebanyak 1.566 ekor dari total 2.310 ekor,” kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Ilham Tauda.
Menurut dia, dari populasi yang ada, Maluku tercatat surplus sekitar 900 ekor sapi dan 700 ekor kambing dari total kebutuhan hewan kurban.
Dengan ketersediaan produktivitas yang ada, bahkan Maluku masih mampu menyuplai hewan kurban ke provinsi lain seperti Papua, Papua Barat hingga Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2022, Dinas Pertanian Provinsi Maluku mencatat kebutuhan hewan kurban sebanyak 515 ekor sapi dan 718 ekor kambing. Total untuk 11 kabupaten/kota ada 1.218 ekor sapi dan 1.424 ekor kambing.
Dinas Pertanian Maluku juga menjamin hewan ternak yang akan dijadikan kurban dan nantinya disembelih pada hari raya bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
Apalagi Provinsi Maluku saat ini masuk dalam zona hijau penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga seluruh hewan kurban baik sapi maupun kambing yang akan masuk ke Kota Ambon dipastikan bebas PMK.
Ilham menambahkan, hewan kurban di Maluku tersebar di Pulau Buru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Oleh karena itu, menjelang Hari Raya Iduladha yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2023, Dinas Pertanian Provinsi Maluku akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban, baik sapi maupun kambing, untuk memastikan bahwa hewan kurban tersebut memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
Dinas Pertanian Provinsi Maluku siap mendukung kelancaran hewan kurban di daerah tersebut menghadapi perayaan hari raya kurban.
“Distan Maluku memiliki Tim Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang terdiri dari Medik Veternier (Dokter Hewan), kemudian Paramedik Veternier untuk memastikan secara klinis harus sehat dan tidak ada penyakit hewan menular,” katanya. (Antara-DMS)