Jakarta – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dengan tekad kuat mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia sedang melakukan upaya berkelanjutan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak oleh serangan udara militer Israel di Beilt Lahiya, Jalur Gaza, Palestina pada Sabtu (7/10).
“Kami tengah berupaya sungguh-sungguh untuk mengevakuasi WNI yang berada di Jalur Gaza,” ujar Prabowo dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Senin malam.
Prabowo menekankan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi di Jalur Gaza, Palestina, sebagai akibat dari serangan militer Israel yang juga mengenai Rumah Sakit Indonesia di sana.
“Kita akan terus mengikuti perkembangan situasi di Jalur Gaza,” tegas Prabowo.
Pada hari Minggu (9/10), Menhan Prabowo telah memimpin rapat kabinet terbatas untuk membahas konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah antara Israel dan Palestina.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor, menyampaikan bahwa Prabowo Subianto, yang sebelumnya dijadwalkan menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. 1445 Hijriah di kediaman Afriansyah, tidak dapat hadir karena ia harus memimpin rapat kabinet yang berkaitan dengan serangan Israel yang mengenai RS Indonesia.
“Baru saja saya mendapatkan pesan WA, Pak Prabowo tidak dapat hadir karena harus memimpin rapat kabinet terkait situasi di Timur Tengah yang melibatkan serangan Israel terhadap RS Indonesia,” ungkap Afriansyah.
Seorang koresponden dari kantor berita resmi Palestina WAFA pada hari Sabtu (7/10) melaporkan bahwa setidaknya satu rudal dari Israel telah mengenai Rumah Sakit Indonesia di Beilt Lahiya.
Akibat serangan tersebut, seorang petugas medis dikabarkan tewas, sementara serangan itu juga mengakibatkan sejumlah orang lain terluka, bahkan merusak peralatan vital di rumah sakit tersebut.
Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza telah beroperasi sejak Desember 2015 dan didirikan dengan dana dari sumbangan masyarakat Indonesia. Fasilitas kesehatan tersebut memiliki kapasitas sebanyak 110 tempat tidur dan menyediakan beragam layanan medis, termasuk rawat inap, ruang operasi, ICU, dan gawat darurat.
Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza pada Minggu (8/10), jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza telah meningkat menjadi 370 orang, sementara 2.200 lainnya mengalami luka-luka.
Di sisi lain, jumlah korban tewas akibat serangan mendadak dari Hamas terhadap Israel mencapai 600 orang, seperti yang dilaporkan oleh saluran berita milik pemerintah Israel, Kan TV, pada hari Minggu, sesuai dengan berita dari Xinhua pada hari Senin.
Pada malam Sabtu (7/10) waktu setempat, pesawat tempur Israel melanjutkan serangannya terhadap fasilitas militer dan sipil di berbagai lokasi di wilayah kantong pesisir tersebut, menurut sumber keamanan Palestina yang diberitakan oleh Xinhua.
“Beberapa serangan Israel mengenai permukiman tanpa peringatan apapun, dan itulah yang menyebabkan peningkatan jumlah korban tewas,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra, kepada Xinhua. DMS