Ambon (DMS) – Update data kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Maluku melakukan survei pemetaan (mapping) titik-titik rawan bencana, sebagai upaya mencegah dan mengurangi dampak bencana di Kota Ambon.
Pemetaan daerah rawan bencana di lakukan dengan cara mengumpulkan data-data geografis maupun demografis terkait kebencanaan di desa, tersebut, dibuka Kepala BPBD Kota Ambon Fahmi Salatalohi, Senin (14/10)
Kegiatan berlangsung 14-19 Oktober 2024 menghadirkan para narasumber dari Universitas Pattimura dan Politeknik Perikanan Tual.
Kepala BPBD Kota Ambon Fahmi Salatalohi mengatakan, pemetaan dilakukan untuk mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya bencana sesuai pedoman aturan dan rambu-rambu kebencanaan.
Pemetaan ini juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan baik yang sifatnya mitigasi/pencegahan dan pengurangan resiko bencana, maupun yang sifatnya kedaruratan saat terjadi bencana.
Menurut Famhi, selain melakukan pemetaan wilayah, BPBD juga melakukan pendekatan mitigasi kepada warga baik mitigasi struktural maupun non structural yakni pendekatan atau pemberdayaan berbasis komunitas, terutama warga yang berada di wilayah resiko tinggi banjir dan longsor.
Hal tersebut perlu dilakukan agar segala proses perencanaan hasil pemetaan wilayah rawan bencana dapat berjalan dengan baik.
Terlepas dari itu lanjut Fahmi, tetap mengingatkan warga kota Ambon hendaknya mewaspadai ancaman bencan yang bia terjadi sewaktu-waktu mengingat, masih tingginya curah hujan di wilayah Maluku dan Kota Ambon pada khususnya.
Diketahui pelatihan survey dan pemetaan bencana kota Ambon ini menghadikrkan nara sumber antara lain Alexander Elake Dosen Fakultas Sains Dan Teknologi Unpatti Bidang Keahlian Pemodelan Fisika, Dion Awayal Dosen Politeknik Perikanan Tual dan Hendrik Aponno Dosen Fakultas Pertanian Unpatti keduanya mempunyai keahlian di bidang pemetaan GIS Oseanografi.DMS