Ambon, Maluku (DMS) – Aliansi Mahasiswa Se-Maluku menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap” di sejumlah lokasi startegis di Kota Ambon, Kamis (20/02).
Aksi ini melibatkan berbagai organisasi mahasiswa, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Darussalam Ambon, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Kristen Maluku, serta Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Pattimura Ambon. Mereka menolak kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait efisiensi anggaran yang dinilai merugikan masyarakat kecil.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan sembilan tuntutan utama terkait pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintah untuk membiayai program prioritasnya.
Para demonstran menilai kebijakan tersebut berimbas pada keterbatasan akses pembangunan, terutama di daerah terpencil yang masih terisolasi.
Koordinator lapangan, Osama Rumbouw, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan Presiden Prabowo yang dinilai tidak sesuai dengan janji kampanye Pilpres.
Salah satu dampak yang disorot adalah pemangkasan anggaran di sektor pendidikan, yang berimbas pada pengurangan kuota beasiswa bagi mahasiswa di Maluku.
Aksi unjuk rasa digelar di beberapa lokasi, termasuk depan Polsek Sirimau dan Gedung DPRD Provinsi Maluku.
Kedatangan puluhan mahasiswa ke DPRD bertujuan untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait penolakan terhadap kebijakan efisiensi anggaran.
Demonstrasi sempat diwarnai ketegangan ketika mahasiswa mencoba masuk ke dalam gedung DPRD Maluku yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Saling dorong antara mahasiswa dan petugas pun tak terhindarkan.
Mahasiswa mengecam kebijakan pemangkasan anggaran yang dinilai mencapai ratusan triliun rupiah dan berdampak pada pembangunan serta kesejahteraan masyarakat di Maluku.
Mereka menuntut agar aspirasi ini segera disampaikan kepada Presiden Prabowo dan meminta pemerintah menghentikan kebijakan tersebut.DMS