Manado – Bandara Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara, telah ditutup sementara oleh PT Angkasa Pura I sebagai dampak dari erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
Maya Damayanti, General Manager Bandara Sam Ratulangi, mengonfirmasi bahwa penutupan sementara ini dilakukan setelah abu vulkanik Gunung Ruang terdeteksi. Pengamatan lapangan dengan paper test pada pukul 07.00 WITA hari ini memperlihatkan adanya abu vulkanik yang berpotensi mengganggu operasional bandara.
Pemberitahuan penutupan sementara Bandara Sam Ratulangi disampaikan melalui Notice to Airmen (Notam), yang berlaku hingga pukul 10.00 WITA. Keputusan ini diambil setelah koordinasi dengan Otoritas Bandara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta pihak-pihak terkait lainnya.
“Penutupan sementara ini penting demi keselamatan operasional bandara mengingat dampak potensial dari abu vulkanik,” ungkap Maya.
Sementara bandara ditutup, pihak terkait tengah melakukan rapat koordinasi untuk menindaklanjuti situasi, termasuk langkah-langkah yang perlu diambil terhadap pesawat yang terdampak.
Informasi tentang penundaan penerbangan telah disampaikan kepada penumpang melalui pengeras suara dan layanan informasi Bandara Sam Ratulangi.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para penumpang. Keputusan ini diambil atas pertimbangan keamanan yang tidak dapat dikompromikan,” tambahnya.
Erupsi Gunung Ruang, yang naik statusnya dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas, telah memicu penundaan penerbangan dan kedatangan di Bandara Sam Ratulangi. Aktivitas vulkanik yang meningkat kembali pada Rabu (17/4) malam, dengan tinggi semburan material mencapai 2.500 meter di atas puncak, diikuti oleh erupsi eksplosif pada pukul 20.15 WITA dengan ketinggian sekitar 3.000 meter dan disertai suara gemuruh serta gempa terasa di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ruang. DMS/AC