Berita Malteng,Banda – Lebih dari delapan ratus nelayan di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, memilih tidak melaut dan menambatkan kapal mereka di pinggir pantai akibat sulitnya mendapakan bahan bakar Minyak (BBM)
Kelangkaan BBM terutama Pertamax sudah berlangusng sebulan belakangan. Belum ada pasokan dari Pertamina Masohi ke Pulau Banda membuat warga kesulitan.
Reporter DMS Media Group Erwin Husen dari Pulau Banda melaporkan, selain langka, harga yang dijual oleh pengecer cukup tinggi yakni untuk BBM jenis Pertamax per liter Rp22 ribu.
Abdul Kadir Launga salah satu nelayan di pulau Banda menuturkan rasa kegelisahannya terkait kelangkaan BBM di pulau Banda yang berujung mereka tidak dapat melaut.
Kelangkaan ini membuat dirinya bersama ratusan nelayan lain memilih menambatkan kapal mereka di pinggir pantai
Dirinya juga mempertanyakan kebijakan pihak Pertamina yang hanya menyalurkan BBM jenis Pertamax sementara Pertalite tidak dipasok ke pulau Banda. Hal ini mengakibatkan banyak nelayan kecil harus mengeluarkan ongkos lebih besar untuk membeli BBM jenis Pertamax.
Oleh karena itu Launga mewakili para nelayan di pulau Banda meminta pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi kelangkaan BBM saat ini di pulau Banda.
Hal yang sama juga dikeluhkan para pengojek yang harus membeli Pertamax dengan harga yang cukup tinggi, sementara penghasilan yang didapat tidak sebanding biaya yang dilekuarkan untuk membeli Pertamax.
Seperti diketahui untuk wilayah Pulau Banda jenis BBM yang didistribusikan dari kota Masohi hanya BBM jenis Pertamax, sementara BBM jenis lainnya seperti Pertalite tidak dipasok tanpa ada alasan yang jelas dari pihak Pertamina. DMS