Masohi, Maluku Tengah (DMS) – Kabupaten Maluku Tengah mencatat jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) tertinggi di Provinsi Maluku. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek tahun 2025, tercatat sebanyak 1.328 anak di wilayah tersebut tidak bersekolah.
Tiga kategori ATS yang teridentifikasi yakni anak putus sekolah (drop out), anak yang lulus tetapi tidak melanjutkan, serta anak yang belum pernah bersekolah.
Data tersebut dirilis Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Maluku dan menempatkan Maluku Tengah di peringkat pertama dari 11 kabupaten/kota di provinsi ini.
Tingginya angka ATS ini mendapat perhatian serius dari DPRD Kabupaten Maluku Tengah, khususnya Komisi IV yang membidangi pendidikan.
Ketua Komisi IV DPRD Malteng, Musriadin Labahawa, kepada DMS Media Group di Masohi,Rabu (03/07) meminta Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera melakukan langkah konkret.
Menurutnya, keberadaan 1.328 ATS tersebut harus ditelusuri secara detail hingga ke tingkat satuan pendidikan.
Meski jenjang SMA merupakan kewenangan provinsi, kata Musriadin, Pemerintah Kabupaten juga perlu terlibat aktif karena menyangkut warganya.
Ia juga menyinggung pentingnya data ATS masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan sebagai dasar arah kebijakan lima tahun ke depan.
Musriadin berharap seluruh pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Maluku, dapat mengambil langkah strategis untuk menurunkan angka ATS di Maluku Tengah, yang tersebar di 19 kecamatan.DMS