Berita Ambon – Sebanyak 1000 Siswa Menengah Pertama di Kota Ambon sudah didaftarkan sebagai penerima vaksin Covid-19. Data tersebut telah diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Ambon yang menjadwalkan pemberian vaksin pada bulan ini.
Penerima yang didaftarkan adalah siswa SMP jenjang kelas VII hingga IX, usia 12 -14 tahun.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Fahmy Salatalohy mengatakan, tim telah melakukan pendataan siswa SMP di lima Kecamatan. Data telah disiapkan dan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Ambon dengan jumlah siswa penerima sebanyak 1000 orang.
“Kurang labih satu minggu, kami sudah melakukan pendataan, jumlahnya ada 1000 siswa. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan tinggal menunggu jadwal pelaksanaan vaksin”kata Fahmy saat dikonfirmasi DMS Media Group di Balai Kota,Senin (02/08).
Dia menjelaskan, strategi pemberian vaksinasi berbeda dengan pemberian vaksin massal kepada masyarakat. Ada kemungkinan dua metode yang dipakai, yakni dilakukan oleh vaksinator di sekolah dan dilakukan dor to dor (dari rumah ke rumah).
Dikatakan pemberian vaksin harus mendapat izin orang tua siswa.
“Data sudah disampaikan ke Dinkes, tapi kuota bagi penerima vaksin tahap I (pertama) , berapa jumlahnya kami belum tahu. Sedangkan untuk siswa SMA/sederajat menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi Maluku,”Jelasnya.
Salatalohy mengaku belum tahu kapan pelaksanaan tanggal vaksinasi, pihaknya hanya menunggu petunjuk pemerintah pusat maupun pemerintah kota Ambon.
Vaksinasi kepada anak didik ini berkaitan dengan rencana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang belum juga bisa terlaksana akibat tingginya kasus Covid 19 di Kota Ambon dan saat ini dalam zonasi merah.
Disebutkan, kapanpun diputuskan untuk vaksinasi pihaknya sudah siap, seraya menambahkan, kalau KBM tatap muka belum bisa dilaksanakan dengan kondisi Ambon saat ini. Karena diketahui Ambon sudah berubah dari zona oranje ke merah.
“Kegiatan belajar mengajar tergantung kondisi, kami berharap kondisi semakin cepat membaik sehingga prosesnya dapat berjalan, tentunya dengan penerapan prokes ketat, karena beberapa sekolah juga sudah mensimulasikan pembelajaran tatap muka dengan penerapan prokes ketat”ungkapnya.