Berita Ambon – Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Kesehatan setempat mengkonfirmasikan belum menemukan adanya kasus hepatitis akut di Kota Ambon. Meski demikian, langkah-langkah pencegahan telah dilakukan Dinkes guna mencegah kasus ini tidak terjadi di kota Ambon.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy mengatakan, sejak kasus ini merebak dan menjadi isu nasional pihaknya mengambil langkah antisipasi penyebaran hepatitis misterius dengan cara melakukan pemantauan di seluruh puskesmas dan rumah sakit.
“Kasusnya di Ambon belum ditemukan. Kami sudah memberikan imbauan ke seluruh puskesmas untuk melakukan pemantauan dan mewaspadai hal ini,” kata Pelupessy dikonfirmasi wartawan di Balaikota, Rabu (11/5).
Selain itu melakukan skrining terhadap pasien yang berobat di rumah sakit maupun puskesmas, ketika sakit. Sejauh ini belum ada indikasi ditemukannya warga yang terjangkit hepatitis misterius.
“Kita mengantisipasi kasus hepatitis ini dengan cara skrining. Ketika dari usia 1 bulan sampai dibawah 16 tahun misalnya gejala mual, muntah, kemudian demam ringan itu harus diantisipasi diperiksa di laboratorium, tapi sampai sekarang belum ada kasus yang ditemukan, “terangnya.
Pelupessy juga mengimbau kepada warga Kota Ambon agar tetap menjaga protokol kesehatan dan mengkonsumsi makanan bergizi.
Dikatakan pihaknya sejauh ini masih menunggu petunjuk teknis dan edaran resmi terkait penanganan penyakit yang rentan menyerang balita hingga anak-anak ini.
Dijelaskan, beberapa virus hepatitis dapat terdeteksi dari hasil laboratorium, dengan memiliki sejumlah gejala awal, namun yang muncul belakangan jenis virusnya belum terdeteksi sehingga disebut hepatitis misterius, atau hepatitis akut.
Disebutkan hepatistis misterius ini menyerang anak dibawah usia 16 tahun dan terbanyak anak dibawah usia 5 tahun.
“Kasus hepatitis misterius tidak ada kaitanya dengan vaksin, itu hoaks tidak benar”tegasnya.
Kementerian Kesehatan RI merilis saat ini tercatat ada 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut di Indonesia. Tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 27 April, beberapa hari setelah Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak penyakit ini di Eropa.
Menindak lanjuti hal ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Menkes meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya dengan menjaga kebersihan diri.
Gejala awal hepatitis akut seperti mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Adapun gejala lanjutannya adalah air kencing berwarna pekat seperti the, buang air besar berwarna putih pucat.
Para orang tua diminta untuk segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.DMS