Washington (DMS) – Pemerintah Amerika Serikat membantah keras laporan yang menyebutkan bahwa serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran baru-baru ini gagal menghentikan program nuklir negara itu. Gedung Putih menyebut laporan tersebut tidak akurat dan merupakan bentuk sabotase terhadap Presiden Donald Trump.
Bantahan ini muncul setelah CNN mengutip penilaian awal intelijen AS yang menyatakan serangan pekan lalu kemungkinan besar hanya memperlambat, bukan menghentikan, pengembangan senjata nuklir Iran. Laporan itu bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Trump yang menyebut serangan tersebut sebagai “sangat sukses.”
“Penilaian itu salah besar dan tergolong informasi sangat rahasia. Tapi tetap saja bocor ke CNN oleh seorang pecundang anonim dari komunitas intelijen,” tegas Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataan di platform X (dulu Twitter), Selasa (24/6).
Leavitt juga menyebut kebocoran ini sebagai “upaya jelas untuk menjatuhkan Presiden Donald Trump” sekaligus melemahkan kredibilitas para pilot tempur yang dinilainya telah menjalankan misi dengan sempurna.
“CNN bahkan memercayakan tulisan ini pada wartawan yang dulu menyebarkan berita palsu bahwa laptop Hunter Biden adalah disinformasi,” lanjutnya.
Serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran dilakukan tak lama setelah Israel mengajak Amerika Serikat ikut serta dalam kampanye militer terhadap Teheran. Israel sebelumnya telah melancarkan serangan ke sejumlah lokasi yang dianggap berhubungan dengan program nuklir Iran.
Ketegangan di kawasan memuncak sejak Israel melakukan serangan udara mendadak ke wilayah Iran pada 13 Juni lalu. Iran membalas dengan meluncurkan rentetan rudal ke arah basis militer dan infrastruktur sekutu AS di kawasan. DMS/AC