Jakarta (DMS) – Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan Al-Ain Farms asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk mendorong investasi di sektor produksi susu nasional. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan dan industri peternakan dalam negeri.
Kementerian Pertanian (Kementan) RI menyatakan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Al-Ain Farms for Livestock Production.
MoU ditandatangani pada 9 April 2025 di Abu Dhabi sebagai bagian dari kerja sama bilateral Indonesia–UEA, menyusul kunjungan Presiden RI ke negara tersebut.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambut positif komitmen investasi dari Al-Ain Farms dan memastikan dukungan penuh dari Kementan.
“Jika ingin menarik investor, maka yang utama adalah kenyamanan. Pemerintah hadir untuk mengawal agar proses investasi tidak berbelit,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, Kementan akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat implementasi investasi di lapangan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyebut kerja sama ini fokus pada peningkatan produksi dan kualitas susu, serta pembangunan ekosistem peternakan yang berkelanjutan.
“Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat swasembada susu, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal melalui pola kemitraan,” kata Agung.
Ia menambahkan, proyek ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Sebagai bentuk dukungan, pemerintah menawarkan berbagai insentif, termasuk kemudahan akses lahan, pembebasan bea masuk untuk impor ternak dan peralatan industri, skema pembiayaan berbunga rendah, serta program asuransi peternakan.
Kementan memastikan akan memfasilitasi regulasi dan koordinasi lintas sektor agar investasi dapat berjalan lancar.
Salah satu rencana kerja sama adalah pengembangan sapi perah di lokasi-lokasi yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
“Kami percaya bahwa kerja sama ini akan menjadi model investasi strategis yang bisa direplikasi di daerah lain dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Agung.DMS/AC