Jakarta (DMS) – Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran di tingkat multilateral melalui BRICS, kata Menteri Luar Negeri RI Sugiono.
Pernyataan tersebut disampaikan Sugiono dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira, Minggu (27/4), sebelum menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (FMM) BRICS di Rio de Janeiro.
Dalam pertemuan itu, Sugiono menyampaikan apresiasi atas dukungan Brasil terhadap keanggotaan penuh Indonesia di BRICS, menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin (28/4).
“Sebagai anggota baru BRICS, Indonesia berterima kasih atas sambutan hangat dan dukungan dari Brasil selaku ketua dan seluruh anggota BRICS. Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam mengatasi tantangan global,” ujar Sugiono.
Brasil tahun ini memegang keketuaan kelompok BRICS, yang kini beranggotakan 10 negara.
Sugiono menilai pertemuan bilateral dengan Vieira sebagai wujud penguatan komitmen Indonesia setelah bergabung dengan BRICS.
Sementara itu, Vieira mengapresiasi partisipasi aktif Indonesia di BRICS dan kehadiran Sugiono dalam FMM. Ia juga berharap Presiden RI Prabowo Subianto dapat menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro pada Juli mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menlu membahas berbagai isu global terkini, termasuk urgensi aksi iklim dan pentingnya peningkatan peran negara berkembang dalam memajukan multilateralisme.
Sebagai mitra strategis dan sesama kekuatan menengah (middle power), Indonesia dan Brasil berkomitmen memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral.
Sugiono dan Vieira juga mendiskusikan peluang kerja sama di bidang ketahanan pangan, energi, pendidikan, dan kesehatan. Kedua negara sama-sama menempatkan pengembangan modal manusia sebagai program prioritas, termasuk melalui program makan gratis untuk anak-anak usia sekolah.
FMM BRICS pada 28–29 April ini menjadi agenda tingkat menteri pertama yang dihadiri Indonesia sejak resmi bergabung pada Januari 2025.
Pertemuan tersebut akan membahas berbagai isu global dan regional, termasuk politik dan keamanan, reformasi tata kelola global, serta peran negara-negara Selatan Global dalam memperkuat multilateralisme.DMS/AC