New York (DMS) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin malam (23/6) secara mengejutkan mengumumkan bahwa perang antara Iran dan Israel telah berakhir, menyusul kesepakatan gencatan senjata yang disebutnya sebagai hasil diplomasi intens dan “penuh keberanian”. Namun, pernyataan ini langsung dibantah oleh pihak Iran yang menegaskan belum ada kesepakatan resmi yang diterima.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa gencatan senjata akan dimulai dalam enam jam setelah operasi militer terakhir dari masing-masing pihak diselesaikan. Gencatan itu, katanya, akan diawali oleh Iran selama 12 jam, disusul oleh Israel, dan jika berjalan lancar, akan diresmikan sebagai akhir dari apa yang disebutnya sebagai “Perang 12 Hari”.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara… karena memiliki stamina, keberanian, dan kecerdasan untuk mengakhiri apa yang seharusnya disebut sebagai ‘PERANG 12 HARI’,” tulis Trump dalam pernyataannya.
Ia juga menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah besar menuju perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, bahkan menyebutnya “terobosan yang dapat menyelamatkan kawasan dari kehancuran selama bertahun-tahun.”
Namun, narasi Trump dengan cepat dibantah oleh seorang pejabat senior Iran yang diwawancarai CNN. Pejabat tersebut mengatakan bahwa Teheran belum menerima proposal resmi dari pihak AS dan tidak melihat alasan untuk menghentikan pertempuran.
“Musuh masih melakukan agresi terhadap Iran, dan kami justru sedang bersiap untuk meningkatkan serangan balasan,” kata pejabat itu, seraya menyebut pernyataan AS dan Israel sebagai “tipuan” yang dimaksudkan untuk mengelabui opini internasional dan membenarkan serangan lebih lanjut.
Kebingungan semakin bertambah karena hingga Senin malam waktu setempat, tidak ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel maupun Iran mengenai adanya kesepakatan gencatan senjata. Gedung Putih dan Pentagon juga belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pengumuman Trump tersebut, sehingga masih belum jelas apakah pernyataan itu didasarkan pada negosiasi nyata atau hanya inisiatif sepihak.
Ketidakjelasan ini menimbulkan tanda tanya besar soal implementasi dan keberlangsungan gencatan senjata, serta memperdalam jurang ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Dunia internasional kini menunggu apakah seruan damai tersebut akan benar-benar diikuti langkah nyata atau sekadar menjadi retorika politik di tengah eskalasi militer yang masih berlangsung. DMS/AC