Jenewa – PBB mengungkapkan keprihatinan serius terkait penolakan Israel terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, di mana sekitar 300.000-400.000 warga Palestina masih terlantar. Koordinator kemanusiaan dan residen PBB di Palestina, Lynn Hastings, mengungkapkan hal ini dalam sebuah konferensi pers virtual di Jenewa.
Pemerintah Israel secara terang-terangan menolak upaya PBB untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah utara Gaza. Hastings menjelaskan bahwa tindakan ini memaksa staf PBB untuk mengambil risiko keamanan yang serius demi menyelamatkan nyawa warga yang membutuhkan bantuan tersebut.
Pada 13 Oktober, Israel telah mengeluarkan perintah agar sekitar 1,1 juta penduduk Jalur Gaza bagian utara segera mengungsi ke wilayah Gaza selatan. Hastings menegaskan bahwa pemindahan sebanyak itu di tengah risiko pemboman, kelangkaan layanan penting, dan kurangnya tempat berlindung yang aman, merupakan tantangan besar.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus tersedia untuk warga Palestina di Gaza utara dan di seluruh wilayah yang membutuhkannya. Meskipun beberapa truk bantuan telah memasuki Jalur Gaza sejak 7 Oktober, jumlah tersebut masih jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.
Sebelum konflik pecah pada 7 Oktober, 450 truk bantuan kemanusiaan dan 46 truk bahan bakar biasa masuk ke Jalur Gaza setiap hari. Namun, sejak konflik dimulai, pasokan bahan bakar vital yang diperlukan untuk operasional sehari-hari, termasuk rumah sakit, telah dibatasi oleh militer Israel. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa bahan bakar dilarang masuk ke Jalur Gaza dengan alasan bahwa Hamas memanfaatkannya untuk kepentingan infrastruktur mereka.
Dalam konteks ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memohon agar Israel memungkinkan pengiriman bahan bakar dari Mesir ke Gaza sebagai bentuk bantuan kemanusiaan yang mendesak. Bahan bakar menjadi sangat penting untuk menjaga generator rumah sakit, ambulans, serta fasilitas desalinasi yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. Situasi ini menunjukkan eskalasi krisis kemanusiaan yang semakin buruk di Gaza utara. DMS-AC