Berita Maluku Barat Daya – Kehadiran kapal tol laut khususnya di pelabuhan Tomra, Pulau Leti, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) diharapkan bisa tetap menjaga stabilitas dan disvaritas harga bahan kebutuhan pokok masyarakat di kawasan itu.
“Masuknya kapal tol laut di Pulau Leti ini sudah sesuai permintaan masyarakat, sedangkan untuk warga di Pulau Wetar diminta bersabar,” kata anggota Komisi III DPRD Maluku, Anos Yeremias di Ambon, Senin.
Adanya permintaan masyarakat sehingga Komisi III DPRD Provinsi Mluku meresponinya dengan mengajukan revisi ke pengelola tol laut, dan hasilnya untuk dermaga Tomra sudah disinggahi.
Sebagai dampaknya, diharapkan harga barang di Kabupaten MBD bisa tetap stabil karena tujuan tol laut itu adalah mengurangi kesenjangan harga.
“Artinya, harga-harga bahan kebutuhan pokok masyarakat harus dapat disesuaikan karena peti kemas pengangkut barang di kapal tol laut itu telah disubsidi oleh pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI,” tandas Anos.
Itu lah sebabnya kalau masyarakat masih merasa bahwa harga barang baik di Larat dan Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar atau daerah lain di Kabupaten MBD seperti Tepa hingga Leti, Moa, Lakor, Kisar masih dirasa mahal maka silahkan keberatan ke Pemkab setempat.
“Minta Disperindag setempat untuk melakukan tugas monitoring harga barang, sebab tujuan pemerintah dari program tol laut ini adalah haruslah bisa menyesuaikan atau mengurangi disparitas harga,” ujar Anos.
Sebagai anggota DPRD Maluku dari dapil VII di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten MBD, dirinya sangat merespon kebijakan pemerintah dan saat ini kapal tol laut sudah masuk ke sana.
Kemudian diiharapkan juga ada muatan balik untuk kapal tol laut.
Masyarakat selama ini mengeluh kalau harga peti kemas itu mahal saat membawa muatan balik dari pelabuhan singgah menuju Pulau Jawa.
Maka dalam pertemuan di Kemenhub, Komisi III DPRD Maluku telah membahasnya sehingga muatan balik untuk tol laut itu juga disubsidi, maka komoditi andalan dari daerah silahkan diangkut dengan peti kemas menuju Surabaya, Jawa Timur.
Dia mencontohkan di Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Taimbar yang disinggahi kapal tol laut juga sudah memuat ikan beku ketika kapalnya hendak kembali ke Pulau Jawa.
Kalau untuk komoditi jambu mete, selama ini ada empat kapal perintis yang dikelola swasta mengangkut penumpang dan juga barang seperti dari Pulau Wetar menuju Kalabahi, Kabupaten Alor (NTT). DMS