Masohi, Maluku Tengah (DMS) – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku Tengah menyoroti ambruknya tanggul irigasi Sariputih di kawasan Kobisonta, Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah, yang berdampak dapat menyebabkan gagal panen kurang lebih 160 hektare sawah milik petani setempat.
Ketua KNPI Maluku Tengah, La Hamidun, secara tegas mempertanyakan pelaksanaan pembangunan tanggul irigasi pada tahun 2024 yang menelan anggaran Rp8,7 miliar oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas PUPR Maluku. Ia menilai pengerjaan proyek tersebut terkesan tidak maksimal sehingga mengakibatkan jebolnya tanggul.
“Baru satu tahun digunakan, tanggul ini sudah ambruk. Ini menunjukkan adanya indikasi pekerjaan yang asal-asalan,” ujar Hamidun saat diwawancarai
Hamidun menambahkan, rusaknya tanggul membuat para petani di Desa Sariputih dan sekitarnya tidak lagi bisa mengairi sawah mereka.
“Akibatnya, sekitar 160 hektare sawah terancam gagal panen. Kami mendesak aparat kepolisian dan kejaksaan untuk segera memeriksa pelaksana proyek ini dan meminta pertanggungjawaban mereka,” tegasnya.
Ia juga menekankan, apabila ditemukan indikasi kelalaian, kesengajaan, atau pengerjaan yang tidak sesuai standar, maka aparat harus bertindak tegas dengan proses hukum, agar permasalahan serupa tidak terulang di masa depan.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dikabarkan sedang mengupayakan perbaikan darurat saluran irigasi yang jebol. Namun, keterbatasan anggaran dan kondisi geografis yang cukup menantang membuat proses tersebut belum berjalan optimal.
Seorang petani Desa Sariputih, Ahmad (45), mengaku khawatir gagal panen jika perbaikan tidak segera dilakukan.
“Kami hanya bisa berharap hujan tetap turun, supaya tanaman padi masih bisa bertahan sampai air irigasi kembali mengalir,” ungkap Ahmad.
Para petani pun mendesak pemerintah untuk bergerak cepat agar lahan subur mereka tidak menjadi sia-sia.DMS