Dobo, Kepulauan Aru (DMS) – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-80 berlangsung khidmat di Lapangan Apel Arafuru Markas Komando Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Aru, Jalan Trikora, Desa Durjela, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Minggu (5/10/2025)
Kegiatan upacara yang digelar secara internal oleh TNI ini mengusung tema “TNI Prima – TNI Rakyat – Indonesia Maju.” Bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) yakni Danlanudal Aru, Jantje Katimin, sementara Komandan Upacara dijabat oleh KKM Kal Pulau Trangan III-09-06 Kuat Prayitno, dan Perwira Upacara oleh Kasatfaslan Lanal Aru Suparno. Adapun Pengucap Sapta Marga dipercayakan kepada Eko Putra Ali Mahdi Rumaf.
Upacara ini turut dihadiri oleh Pjs. Palaksa Lanal Aru Rachamad S. Yoku,Danramil 1503-03/Dobo H. Bakri Renhoat,Danki Kompi Senapan A Yonif 735/NWS Sudargo, serta Danpos TNI AU Dobo Evert Dulfi Kalengkongan, dan seluruh perwira staf Lanal Aru.
Pasukan upacara terdiri dari 1 SST Personel Koramil 1503-03/Dobo, 1 SST Kompi Senapan A Yonif 735/NWS, dan 1 SST Personel Lanal Aru.
Dalam amanat yang dibacakan oleh Inspektur Upacara,Jantje Katimin menyampaikan pesan Panglima TNI Agus Subiyanto. Panglima menegaskan, tema HUT TNI ke-80 memiliki makna bahwa TNI lahir dari rakyat, berjuang bersama rakyat, dan untuk rakyat.
“Tema ini menegaskan bahwa kekuatan utama TNI adalah rakyat. TNI akan selalu berada di tengah-tengah masyarakat untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,” ujar Katimin saat membacakan amanat Panglima TNI.
Panglima TNI juga menyoroti dinamika perubahan lingkungan strategis di tingkat global, regional, dan nasional yang semakin kompleks. Kondisi tersebut menjadi dasar bagi TNI untuk terus meningkatkan kesiapan alat utama sistem senjata (Alutsista) dan pembinaan sumber daya manusia.
“Kita harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan geopolitik global. Modernisasi Alutsista dan peningkatan kualitas SDM prajurit menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Selain itu, Panglima mengingatkan seluruh prajurit agar tetap waspada dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah soliditas internal TNI, merusak sinergi dengan kementerian/lembaga lain, maupun mengganggu kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Soliditas dan netralitas adalah harga mati bagi setiap prajurit. Jangan sampai kita terpecah karena isu atau kepentingan sempit yang merugikan bangsa,” pesan Katimin mengutip Panglima TNI.DMS