Ambon, Maluku (DMS) – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, sejumlah aktivis muda Maluku terus berupaya melestarikan adat dan budaya di provinsi ini.
Salah satunya adalah Komunitas Kalesang Maluku yang aktif melakukan kampanye budaya melalui berbagai platform media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan leluhur.
Koordinator Komunitas Kalesang Maluku, Vigel Faubun, menyatakan bahwa selama 15 tahun berdirinya komunitas tersebut, berbagai upaya telah dilakukan untuk menghidupkan kembali tradisi dan budaya yang mulai terkikis.
Ia menegaskan bahwa perjuangan mereka kini mulai membuahkan hasil, dengan meningkatnya kepedulian generasi muda terhadap adat dan budaya Maluku.
Faubun menyoroti salah satu kegiatan terbaru, yakni lomba pidato berbahasa daerah Wemale yang digelar di Desa Uraur, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Menurutnya, lomba tersebut menjadi langkah penting dalam menjaga eksistensi bahasa daerah yang mulai tergerus zaman.
Dirinya merasa bangga karena jerih payah komunitas ini terbayar saat melihat generasi muda mulai aktif terlibat dalam pelestarian adat dan budaya yang merupakan titipan leluhur, seraya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini. Generasi muda harus terus diajak untuk menjaga bahasa dan budaya daerah yang kini mulai memudar.
Selain lomba pidato, Faubun juga menyinggung berbagai upacara adat yang rutin digelar di Maluku, seperti Cakalele Pattimura yang diadakan setiap 15 Mei di Desa Hulaliu, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, serta beragam kegiatan budaya lainnya yang menjadi simbol kekuatan dan identitas masyarakat Maluku.
Sebagai aktivis yang konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat adat, Faubun berharap kepemimpinan baru Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan Wakil Gubernur Abdullah Vanath yang juga dikenal sebagai tokoh adat, dapat memberikan perhatian lebih besar terhadap masyarakat adat dan hak-hak mereka.DMS